Selain Lionel Messi, figur yang paling sering ditunjuk dari kegagalan timnas Argentina di Piala Dunia 2018 adalah sang pelatih, Jorge Sampoli. Dari empat pertandingan dilakoni skuat Tango di Rusia, mereka hanya bisa menang satu kali -- atas Nigeria di laga terakhir grup, yang meloloskan mereka dari lubang jarum dan menembus putaran kedua.

Ketika dihajar Kroasia 0-3, taktik permainan Argentina diserang habis-habisan. Sampaoli dianggap tidak jelas meramu timnya, tidak mampu mengeluarkan yang terbaik dari Messi, serta menyia-nyiakan potensi empat penyerang haus gol yang dia bawa ke Rusia - selain Messi ada Sergio Aguero, Paolo Dybala, dan Gonzalo Higuain. [Baca: Messi + Aguero + Higuain + Dybala = 6 Gol (Saja)]

Yang terdengar paling tidak mengenakkan soal dirinya adalah kabar bahwa yang menentukan formasi pemain bukanlah sang pelatih melainkan Messi (dan wakil kapten Javier Mascherano). Isu itu berhembus terkait artikel seorang kolumnis harian terkenal Spanyol yang bermarkas di Madrid, El Pais, pada 26 Maret silam, tentang pertemuan eksklusif Messi dengan Sampaoli di rumah sang kapten. Di situ diyakini terjadi banyak diskusi soal Argentina di Piala Dunia nanti, termasuk Messi harus dimainkan seperti apa, dan hal-hal teknis yang lain.

Terlepas dari faktor Sampaoli, tanda-tanda ada yang tidak beres dengan Argentina sudah terlihat jauh-jauh hari. [Baca: Argentina Memang Tidak Meyakinkan sejak Babak Kualifikasi]. Salah satu pertanda itu adalah diperlukan tiga orang pelatih untuk memimpin Albiceleste di fase penyisihan zona CONMEBOL.

Awalnya Argentina dilatih Gerardo Martino pasca Piala Dunia 2014. Ia mundur pada 5 Juli 2016, dan digantikan Edgardo Bauza. Pada April 2017 Bauza dipecat karena Argentian tertatih-tatih di babak kualifikasi, dan digantikan Sampaoli.

Sampaoli adalah pelatih timnas Chile saat menjuarai Copa Amerika 2015 dan mengalahkan Argentina di final. Ia juga mengantarkan Sevilla finis di peringkat keempat La Liga pada musim 2016/2017.

Masalahnya adalah, Argentina ditangangi tujuh pelatih dalam 10 tahun terakhir. Pelatih terlama mereka yang terakhir adalah Marcelo Bielsa, yang bertahan selama enam tahun (1998-2004).

"Inilah akhir sebuah film yang saya tonton selama 10 tahun," cetus eks pemain Argentina, Sergio Batista, saat Argentina nyaris tidak lolos dari babak kualifikasi -- sebelum menang 3-1 atas Ekuador di laga terakhir.

"Saya percaya dengan perencanaan-perencanaan, dan hal itu tidak ada dalam sepakbola kami. Anda tak bisa melakukannya dengan 7 pelatih dalam satu dekade, atau tiga pelatih sepanjang babak kualifikasi," tambah bek Argentina saat menjuarai Piala Dunia 1986 itu, yang juga pernah membesut timnas negaranya di tahun 2011.

Jika Argentina sudah kebanyakan menggunakan pelatih yang berbeda dalam satu dasawarsa ke belakangan, siapa lagi yang akan mereka rekrut? Sebab, baru-baru ini tersiar kabar bahwa Sampaoli akan meletakkan jabatannya itu.