MEDAN - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan selalu melakukan terobosan-terobasan untuk memberikan pelayanan yang terbaik terhadap peserta JKN-KIS yang ingin mengakses pelayanan kesehatan. Salah satunya yaitu pendaftaran peserta di fasilitas kesehatan dengan menggunakan finger print.

Terobosan finger print ini mendapat apresiasi dari peserta, salah satunya Hisar Hasibuan, pria berusia 43 tahun ini sangat mengapresiasi terobosan yang dilakukan BPJS Kesehatan sebagai bentuk pencegahan terjadinya penyalahgunaan.

"Finger print ini adalah bentuk kepastian terhadap pemakai, artinya biar tidak disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab atau meminimalisir penyalahgunaan pengguna kartu,” ujar peserta JKN – KIS kelas 1 ini.

Dia juga menilai, kemudahan dalam pengunaan finger print ini akan memangkas waktu dalam memverifikasi berkas peserta, dimana petugas tidak harus direpotkan dengan mengecek kembali dokumen pendukung.

“Cukup dengan finger print saja. Bahkan bisa saja ke depannya kalau kita tidak bawa, misalnya kelupaan bawa kartu JKN – KIS, kita bisa dilayani dengan hanya sidik jari saja. Sebab, data-data kita akan muncul di layar monitor petugas," ungkapnya.

Sebagaimana yang diketahui, implementasi finger print ini nantinya akan terbagi ke dalam beberapa tahapan. Pada triwulan I tahun 2019, implementasi finger print ini difokuskan ke pelayanan rawat jalan rehabilitasi medik (IRM), fisioterapi (FIS) dan mata (MAT). Di triwulan II, untuk seluruh pelayanan rawat inap. Triwulan III, pelayanan rawat jalan penyakit dalam (INT), anak (ANA), bedah (BED) dan bbstetri ginekologi (OBG) dan terakhir di triwulan IV, diharapkan seluruh pelayanan rawat jalan sudah dapat menggunakan finger print.

Tak hanya dari sisi pencegahan penyalahgunaan kartu atau sisi manfaat dari pelayanan, warga Jalan Pembangunan Baru, Kelurahan Siti Rejo II, Medan Amplas itu mengaku, banyak kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh BPJS Kesehatan dalam mengelola Program JKN – KIS ini.

"Saya juga sudah merasakan banyak manfaat seperti ketika anak saya harus pasang pen dan buka pen pada tangannya. Kalau saja gak pakai KIS pasti banyak biaya yang dikeluarkan," tutupnya.