JAKARTA - Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab melalui video yang diunggah Jumat (9/11/2018), menjelaskan tetang kasus bendera yang menderanya. Dikutip dari tribunnewsbogor.com, Habib Rizieq Shihab mengatakan, bahwa bendera yang ada di belakang rumahnya itu merupakan poster. Poster bertuliskan kalimat tauhid itu ditempel lalu difoto oleh orang lain.

Habib Rizieq Shihab bahkan berujar bahwa dirinya tak sempat melihat poster tersebut karena sudah keburu dicopot pihak keamanan Arab Saudi.

Setelah menjelaskan kronologi penangkapan oleh pihak keamanan Arab Saudi, Habib Rizieq Shihab lantas mengucap pesan untuk Presiden Jokowi.

Habib Rizieq Shihab meminta Jokowi memerhatikan aparat dan anak buahnya, baik yang ada di dalam negeri maupun luar negeri.

''Kepada Presiden Jokowi, saya dari kota suci Makkah mengingatkan kepada anda untuk memperhatikan betul aparat-aparat anda atau pejabat yang ada di bawah anda, baik yang ada di dalam maupun luar negeri,'' kata Habib Rizieq Shihab.

Habib Rizieq Shihab mengingatkan Jokowi tak membiarkan keadilan dilanggar.

''jangan biarkan keadilan itu dilanggar, jangan biarkan hukum itu dikangkangi, anda sebagai Presiden anda punya tanggung jawab yang sangat luar biasa,'' kata Habib Rizieq Shihab

Habib Rizieq Shihab juga meminta agar Jokowi menegakkan keadilan. Habib Rizieq Shihab meminta Jokowi untuk tak selalu melakukan pencitraan.

''Tegakkan keadilan, jangan selalu anda hanya fokus kepada pencitraan, sepertinya anda ini menegakkan keadilan, anda melakukan segala bentuk tanggung jawab dengan baik, saya ingatkan presiden tunjukkan wibawa sebagai seorang pemimpin, tunjukkan tanggung jawab sebagai seorang pemimpin, jangan biarkan keadilan itu diinjak-injak,'' kata Habib Rizieq Shihab

Habib Rizieq Shihab mengatakan Jokowi harus segera mengerahkan kekuatan hukum. Mulai dari polisi sampai kejaksaan.

''Anda harus segera mengerahkan kekuatan hukum dari polisi, kejaksaan menyelesaikan pelanggaran hukum,'' kata Habib Rizieq Shihab.

Habib Rizieq Shihab juga membahas soal kasus penyiraman air keras pada penyidik KPK Novel Baswedan.

''Seperti penyiraman air keras yang dialami Novel Baswedan harus ditangkap, harus dikejar, bila di sana ada pejabat keamanan tertentu yang terlibat harus diproses dan dijebloskan ke penjara,'' katanya.

Habib Rizeq Shihab juga membahas soal penyerangan saksi IT pada kasusnya dulu. ''Begitu juga penyerang dan penghadang dari saksi IT dalam kasus saya yaitu saudara Hermansyah yang ditusuk-tusuk di tengah jalan, walaupun pelakunya sudah ditangkap dipenjara tapi aktor intelektual yang membayar mereka yang mendorong mereka sampai hari ini tetap dibiarkan,'' katanya.

''Maka itu tegakkan hukum, jangan dipilih-pilih,'' sambung Habib Rizieq Shihab.

Balas Dendam

Habib Rizieq Shihab menuding ada pihak intelijen ikut campur mengenai kasus bendera yang menimpanya di Arab Saudi. Bahkan Habib Rizieq Shihab mengatakan kalau ada upaya balas dendam dalam kasusnya terkait Pilkada DKI Jakarta.

Dalam videonya di Arab Saudi itu, Habib Rizieq Shihab mengatakan kalau kasusnya saat ini masih dalam proses.

Ia menjelaskan, Pemerintah Arab Saudi selama ini memperlakukan dirinya dengan baik dan tidak ada masalah.

''Ini semua masalah datang bukan dari Pemerintah Saudi, dari negeri kita yang memberi masukan-masukan dalam operasi intelijen yang ingin menghancurkan kita,'' ujarnya dalam video tersebut.

Habib Rizieq Shihab menegaskan, kalau Pemerintah Arab Saudi kalang kabut mendengar ada isu teroris tinggal di Arab Saudi.

Untuk itu, Pemerintah Arab Saudi mencari tahu kebenarannya kepada Habib Rizieq Shihab.

Isu itu, kata dia, lagi-lagi datang dari Pemerintah Indonesia.

''Jadi sekali lagi bukan pemerintah sini yang membuat kita susah, yang membuat kita susah adalah rezm yang masih tidak puas yang ingin balas dendam politik kepada saya, karena jagoannya (Ahok, red) kalah di Pilkada Jakarta, itu aja,'' jelasnya.

Bantah Tudingan

Juru Bicara Kepala BIN Wawan Purwanto membantah tudingan dari Habib Rizieq Shihab tersebut. Ia meminta pihak Habib Rizieq Shihab tidak menuding tanpa bukti.

''Memang tidak ada operasi intelejen itu, kita tidak ingin gegabah seperti itu, makanya harus kita klarifikasi dulu sebelum menyampaikan sesuatu, jangan ngomong kalau nggak ada bukti,'' jelasnya.

''Kita ingin mengingatkan semua pihak agar tidak mudah memberi statemen apalagi dengan media sosial,'' tambahnya.

Jika hal itu dilakukan, kata dia, isunya akan terus bergulir ke mana-mana yang akhirnya orang menimbulkan spekulasi-spekulasi yang tidak siap.

''Dan menimbulkan kegaduhan baru atau masalah hukum baru,'' tandasnya.

Ia juga menjelaskan, meski FPI tak menyebut BIN, pihaknya tetap akan beraksi, karena pihak FPI menyebut tim lapangan Pejaten.

''Tim beraksi karena FPI menyebut tim lapangan Pejaten, makanya kita perlu klarifikasi,'' ujarnya.

Wawan Purwanto juga menegaskan kalau BIN tidak menganggap Habib Rizieq Shihab sebagai musuh.

Wawan juga menegaskan, kasus Habib Rizieq tidak ada hubungannya dengan kekalahan Ahok di Pilkada DKI Jakarta. Sebab, kata dia, menang kalah dalam Pemilu itu adalah hal yang biasa.***