GAZA - Umat Islam di Gaza Palestina menyambut datangnya lebaran Idul Fitri 1439 H di tengah kesulitan ekonomi akibat agresi militer Israel.

''Ini adalah Idulfitri terberat dalam hidupku,'' kata Worod al-Jamal, ibu dari Haitham (15), pemuda yang tewas ditembak tentara Israel pada 7 Juni, dilansir dari Reuters, Jumat (15/6), yang dikutip dari merdeka.com.

Dia menunjukkan kepada wartawan celana jeans, sepatu, dan T-shirt baru yang dibeli putranya dua hari sebelum kematiannya. Membeli pakaian baru adalah bagian dari tradisi Lebaran.

Puluhan keluarga lain di Gaza juga berkabung tahun ini. Kemiskinan menambah kesengsaraan. ''Situasinya buruk. Daya beli sangat lemah dan penjualan tahun ini berada pada titik terendah dalam beberapa tahun,'' kata Omar al-Bayouk, yang toko pakaiannya, seperti banyak toko lain di Gaza, hampir tidak memiliki pelanggan.

Di kamp pengungsi Nusseirat Gaza, Abdel-Rahman Nofal (15), juga mengungkan perasaannya tentang penderitaannya akibat kezaliman militer Israel. ''Saya membeli sepasang sepatu tetapi saya hanya bisa memakai satu sepatu. Yang lain, akan saya tinggal di rumah,'' kata remaja itu, yang kaki kirinya diamputasi setelah terluka oleh tembakan tentara Israel.***