Helikopter Basarnas jenis Dauphin mengalami kecelakaan di Gunung Butak, Temanggung, Jawa Tengah. Helikopter buatan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) itu diproduksi pada tahun 2015 dan memiliki beberapa keunggulan. Dikutip dari situs PT DI, Senin (3/7/2017), helikopter tersebut dapat bermanuver di lingkungan lembab dan panas dan memiliki sistem autopilot. Helikopter SAR Medium Class AS365 N3+ Dauphin merupakan produk kerjasama industri antara PT DI dengan Airbus Helicopters, Perancis.

Berikut fitur-fitur keunggulan heli Dauphin Clas AS365:

1. Mampu terbang di lingkungan panas ataupun lembab serta mampu bermanuver.
2. Memiliki sistem auto pilot terbaik dan merupakan satu-satunya sistem autopilot yang dikembangkan untuk Helikopter yang lebih berfokus pada ketinggian bukan kecepatan.
3. Helikopter SAR dengan kemampuan terbaik karena dilengkapi teknologi FMS (Flight Management System), instrumen yang digunakan pilot untuk mengatur rencana terbang (Flight Plan) meliputi jalur yang akan dilewati pesawat, kecepatan saat take-off, cruising, dan landing, serta informasi lainnya yang harus disiapkan sebelum penerbangan dimulai yang tentunya akan menambah pengalaman SAR.
4. Helikopter yang dapat lepas landas di atas kapal laut, yang telah terbukti mampu lepas landas di atas Sigma Class Ship, yaitu kapal patroli dengan kemampuan untuk mengarungi samudera untuk patroli maritim Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), pencarian dan penyelamatan (SAR) dan anti kapal selam.
5. Biaya operasional rendah serta dukungan layanan purna jual oleh PT DI (dalam kemitraan dengan Airbus Helicopter), memberikan respon yang lebih cepat untuk dukungan Teknis dan Logistik.
6. Mampu mengangkut beban hingga 4.300 kg atau 12 orang dengan kecepatan maksimal 269km/jam dengan ketahanan terbang mencapai 4,3 jam.
7. Memiliki kabin yang lapang dengan pintu geser lebar cocok untuk mengangkut dan mengevakuasi korban.
8. Memiliki Fenestron atau rotor belakang dalam sirip tertutup yang senyap, dengan jarak blade/pisau yang tidak sama dan dapat meredam tingkat kebisingan, efisiensi tinggi, kemudahan pemeliharaan serta telah teruji.

Sedangkan Direktur Sarana dan Prasarana Basarnas Wahyu A Djaja, menjelaskan, heli tersebut masih baru. Bahkan jam terbangnya belum sampai 600 jam. Heli tersebut jatuh sekitar pukul 16.00 WIB, di Temanggung, Jateng. 

8 Orang yang ada di heli tersebut meninggal dunia. Rencananya heli akan melakukan rescue dan pemantauan di Dieng terkait letusan kawah Seleri.