CIREBON - Miris nian tindak asusila yang menimpa LR (14). Tapi, lebih memilukan lagi, saat mengetahui bagwa pelaku yang memerkosa terhadap siswi SMP itu adalah bocah kelas VI SD yang berinisial MN. Pemerkosaan ini terjadi di Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon.

Orangtua korban, Sukana (39), mengungkapkan bahwa putrinya, LR, kenal dengan pelakunya di jejaring sosial. Dari perkenalan di Facebook itu, korban dengan pelaku semakin dekat dan saling tukar nomor telepon. Lama-lama, keduanya membuat janji untuk bertemu di sebuah tempat.

Tepatnya, Sabtu 28 Januari 2017 sekira pukul 19.00, LR dihubungi pelaku melalui pesan singkat. Korban langsung mengiyakan ajakan si bocah yang mengajak ke sebuah gubuk di tengah kebun. Di situlah korban ‘dieksekusi’ pelaku.

"Di gubuk itu putri saya diberi minum es dan diberi pil Dextro. Lalu pusing dan lemas. Saat itulah putri saya diperkosa pelaku dan dua temannya," katanya, seperti mengutip Jawa Pos, Kamis (9/2/2017).

Pelaku lainnya adalah DI (19), warga Palimanan Barat, dan AP (20), warga Desa Panongan. Setelah diperlakukan tidak senonoh, korban diantar pulang sekira pukul 21.30 dalam kondisi mabuk dan tidak bisa diajak bicara. "Anak saya pulang-pulang kondisinya berantakan. Diajak bicara enggak nyambung. Setelah saya beri minum air hangat dan disuruh mandi, baru dia cerita telah diperkosa tiga orang," ujarnya.

Berdasar pengakuan putrinya, Sukana langsung menghubungi mandor setempat untuk mendampinginya menuju rumah pelaku. Namun, saat dicari, dua pelaku DI dan AP sudah melarikan diri. Sedangkan MN, dengan didampingi orangtuanya, langsung dipertemukan di balai desa.

"Saat dilakukan mediasi, MN mengakui perbuatannya, bahkan orangtuanya meminta permasalahan ini diselesaikan secara kekeluargaan. Tapi, kami tidak terima dan harus diselesaikan dengan jalur hukum," ucapnya.

Sementara itu, Mandor Desa Palimanan Barat Sunarto menyatakan bahwa permasalahan yang dialami warganya tersebut sudah melampaui batas.

Namun, Kapolres Cirebon AKBP Risto Samodra yang diwakili petugas PPA Ipda Irwan mengungkapkan, pihaknya belum mengetahui kasus tersebut. Menurut dia, mungkin petugas lain yang menanganinya.