PYONGYANG - Kelompok think tank pemantau krisis nuklir Korea Utara (Korut), 38 North, yang berbasis di Washington mengatakan bahwa rezim Kim Jong-un memulai produksi plutonium untuk pembuatan bom nuklir. Pernyataan itu bersumber dari data citra satelit.

Menurut kelompok 38 North, citra satelit menunjukkan bahwa Korut kembali mengoperasikan reaktor di pabrik utama plutonium. Citra satelit yang diambil pada tanggal 22 Januari mengungkapkan ada segumpal air yang keluar dari reaktor. 

Kelompok pemantau nuklir Korut ini menyimpulkan tanda-tanda itu sebagai indikasi bahwa reaktor di Yongbyon Nuclear Scientific Research Centre beroperasi kembali.

Gambar lain dari satelit juga menunjukkan bekas batang bahan bakar yang diduga kuat digunakan untuk keperluan pembuatan senjata nuklir.

“Citra satelit New Commersial menunjukkan bahwa operasi di reaktor produksi plutonium 5 MWe terletak di Yongbyon Nuclear Scientific Research Center Korut telah dilanjutkan,” demikian laporan kelompok 38 North.

”Analisis dari 18 Januari menunjukkan tanda-tanda bahwa Pyongyang sedang mempersiapkan untuk menghidupkan kembali reaktor setelah belas batang bahan bakar sebelumnya telah dibongkar untuk pengolahan ulang yang menghasilkan plutonium tambahan guna persediaan senjata nuklirnya,” lanjut laporan tersebut, seperti dikutip IB Times, Sabtu (28/1/2017).

”Citra dari Januari 22 menunjukkan segumpal air (paling mungkin hangat) yang berasal dari outlet air pendingin reaktor, indikasi bahwa reaktor sangat mungkin beroperasi.”

Namun, kelompok think tank US-Korea Institute di John Hopkins University di Maryland, mengatakan; ”Tidak mungkin untuk memperkirakan seberapa tingkat daya reaktor berjalan, meskipun mungkin itu cukup”.

Produksi nuklir di Yongbyon ditutup pada tahun 2007 sebagai bagian dari perjanjian perlucutan senjata dengan AS. Namun sejak Kim Jong-un berkuasa dan mulai berseteru dengan AS, Korut membuka kembali produksi nuklir di situs tersebut.

Pada Februari 2016, mantan Direktur Badan Intelijen Nasional AS James Clapper mengatakan bahwa Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK)—nama resmi Korut—terindikasi memproduksi lagi plutonium. ”Diikuti melalui pengumuman dengan memperluas fasilitas pengayaan Yongbyon dan memulai produksi plutonium di reaktornya,” katanya.