JEPARA - Di tangan orang-orang kreatif, keberadaan drum atau tong bekas wadah minyak tinner atau cat, ternyata memiliki nilai ekonomis tinggi. di Jepara, Jawa Tengah, limbah drum wadah tinner atau cat, bisa didaur ulang menjadi tempat sampah, kursi dan meja mungil. Dari hasil kreasi olahan drum bekas, bisa menghasilkan omzet hingga puluhan juta rupiah.
Siapa sangka, kursi dan meja mungil penuh dengan hiasan lukisan dan tulisan kreatif ini dibuat dari drum bekas wadah minyak tinner atau cat yang tak terpakai. selain dibuat kursi dan meja, drum bekas juga bisa disulap menjadi tong sampah yang dengan tampilan menarik.
Pengolahan daur ulang drum bekas ini merupakan buah dari ide kreatif dessy fitriani, warga jalan Soekarno - Hatta desa ngabul, kecamatan tahunan, jepara, jawa tengah. awalnya, dessy yang menekuni kreasi limbah drum sejak dua tahun lalu ini, mendapati banyak drum bekas minyak tinner dan cat menumpuk di beberapa gudang pembuatan meubel.

Dirinya menyayangkan, drum tersebut hanya dibiarkan menumpuk, dan sebagian hanya dijadikan sebagai tempat sampah tanpa tampilan yang menarik. dengan banyaknya drum bekas tersebut, dessy mencoba berkreasi, menjadikan drum bekas bernilai ekonomis tinggi, yakni berupa tempat sampah yang menarik, kursi serta meja mungil dengan beragam hiasan lukisan dan tulisan reatif.

Selain dibutuhkan tangan-tangan kreatif, pembuatan kursi, meja dan tempat sampah dari drum bekas ini, dibutuhkan kesabaran, karena melalui beberapa proses. Dari membersihkan drum dengan pembakaran, pengecatan dasar, hingga proses akhir berupa pemberian hiasan berupa lukisan dan tulisan tangan.

hasil karya kreatif dessy fitriani ini, ternyata banyak dilirik pembeli, bukan hanya sekedar untuk tempat sampah, kursi atau meja, namun juga untuk hiasan di sudut-sudut ruang rumah. selain memiliki beragam pilihan motif lukisan dan tulisan kreatif, pembeli tertarik karena hasil dari polesan tangan, bukan tempelan stiker.

“Selain dipasarkan untuk kota-kota besar di jawa, dari pengolahan drum bekas ini, juga sering dipesan hingga luar jawa, diantaranya kalimantan dan sumatera, dengan harga jual kisaran Rp200 ribu hingga Rp250 ribu per unit, dessy bisa menhasilkan omzet hingga Rp30 juta per bulan,” ujarnya.