PADANG - Ratusan kecamatan pada 17 kabupaten dan kota di Sumatera Barat (Sumbar) memiliki pergerakan tanah kategori menengah sampai tinggi sehingga berpotensi terjadinya bencana geologi seperti longsor dan banjir jika terjadi hujan ekstrem. "Kami sudah surati kabupaten dan kota agar meningkatkan kewaspadaan terutama pada daerah rawan sesuai data terbaru Badan Geologi Kementrian Energi Sumberdaya Mineral (ESDM)," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar Rumainur di Padang, Rabu, 04 Januari 2016.

Ia mengatakan, sesuai data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hujan kemungkinan masih akan mengguyur sejumlah daerah di Sumbar hingga akhir Januari, sehingga pergerakan tanah wajib untuk diwaspadai. "BPBD kabupaten dan kota telah diminta untuk mengingatkan masyarakat yang tinggal di daerah rawan agar selalu waspada," ujarnya.

Selain itu BPBD menurut Rumainur juga harus fokus untuk mengantisipasi bencana di jalur transportasi umum seperti Payakumbuh-Padang, Solok-Padang, Painan-Padang dan sejumlah titik rawan lainnya.

"Untuk hal ini kita juga berkoordinasi dengan Dinas PU dan Penataan Ruang Sumbar yang memiliki alat berat untuk diletakkan pada titik-titik rawan," katanya.

Sebelumnya Badan Geologi Kementrian Energi Sumberdaya Mineral (ESDM) merilis wilayah potensi gerakan tanah/ longsor dan banjir di wilayah Sumbar pada Januari 2017.Potensi gerakan tanah tersebut dinyatakan dalam dua tingkatan potensi yaitu menengah dan tinggi. Potensi menengah artinya bila terjadi curah hujan diatas normal, bisa terjadi pergerakan tanah terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah, sungai, gawir, dan tebing jalan.