BANDAR LAMPUNG - Pengunjung dari berbagai kota di luar Lampung meramaikan destinasi wisata Pulau Pahawang, Kabupaten Pesawaran pada masa liburan sekolah akhir tahun ini. Pulau Pahawang menyajikan ikon wisata keindahan pantai dan taman laut beserta berbagai jenis ikan hias.

Kendaraan mobil dan motor yang menuju Pulau Pahawang dari Kota Bandar Lampung mulai pada sejak Subuh hingga siang hari. Kemacetan arus lalu lintas kerap terjadi di jalur sempit tersebut mulai dari Kotakarang hingga tempat pelelangan ikan Lempasing. Jalur tersebut satu satunya jalan menuju kawasan wisata pantai dan pulau di perairan Teluk Lampung.

"Biasanya ke Tahura (salah satu desa dekat kawasan wisata pantai) hanya 30 menitan. Sekarang musim liburan sekolah dan akhir tahun perjalanan bisa ditempuh satu jam lebih karena macet," kata Rudi Djunaedi, warga Desa Tahura, Pesawaran, Lampung kepada Republika.co.id, Rabu (28/12/2016).

Menurut dia, pengunjung yang memilih tempat liburan rata rata ke Pulau Pahawang. Dari kendaraan yang melintas di desanya, pengunjung berasal dari Palembang, Bengkulu, Jakarta, dan Banten. Meski demikian, pengunjung dari daerah di Lampung masih cukup banyak.

Untuk menuju Pulau Pahawang, kendaraan berhenti dan parkir di Pelabuhan Ketapang. Pengunjung dapat menyewa kapal perahu dengan kisaran Rp 600 ribu hingga satu juta rupiah lebih. Harga sewa kapal perahu untuk 10 sampai 20 orang lengkap dengan baju pelampung pergi dan pulang. "Waktu tempuh ke Pahawang sekitar 45 menit," kata bapak dua anak tersebut.

Dedi, warga Palembang yang mengajak keluarga berlibur di Pulau Pahawang mengaku menikmati alam bawah laut dangkal menggunakan alat pernapasan snorkeling. Gelombang dan arus laut yang sedang menambah nikmatnya melihat ikan dan karang laut dengan tamannya.

Harga sewa snorkeling berkisar Rp 25 ribu hingga Rp 50 ribu per orang. Untuk mengabadikan aktivitas bawah laut, pengunjung ditawari berfoto ria dengan harga sewa Rp 150 ribu hingga Rp 300 ribu dilengkapi dengan kartu memori.

"Alam bawah lautnya bagus. Pemda harus tingkatkan fasilitasnya dengan memberikan kemudahan pengunjung dengan tarif yang standar bukan nego," ujar Dedi, yang juga pegawai di Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan.