JAKARTA - Saat ini listrik untuk wilayah Pidie dan Bireun sudah normal. Sedangkan di Kabupaten Pidie Jaya sebagian wilayahnya masih gelap gulita karena ada 52 tiang listrik usai Gempa Aceh. "Pasokan listrik di Pidie dan di Bireun sudah 100 persen menyala. Di Pidie Jaya, 52 tiang listrik roboh," jelas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di Graha BNPB, Jl. Pramuka, Jakarta Timur, Sabtu (10/12/2016).

Sutopo memohon kepada PLN agar segera membantu wilayah-wilayah yang listriknya masih padam. Dia mengatakan ada beberapa sumur yang menggunakan pompa listrik. Namun karena listrik padam, akses warga untuk memenuhi kebutuhan air bersih menjadi sulit.

"Pasca gempa kemarin banyak sumur yang kering. Ada yang airnya keruh, sehingga tidak layak konsumsi. Ada sumur yang pakai pompa listrik, tapi listriknya mati," sambung Sutopo.

Terkait air bersih, Sutopo mengatakan saat ini Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus menambah jumlah MCK dan pompa air. "Dari Kementerian PU masih menambah MCK pompa air," imbuhnya.

Sebagian besar bangunan di Aceh yang rusak parah karena gempa adalah rumah toko (Ruko). Menurutnya, satu faktor banyak bangunan yang rusak adalah minimnya pengetahuan masyarakat tentang rumah tahan gempa.

"Masih minimnya pengetahuan masyarakat tentang bangunan tahan gempa. Meski sudah ada SNI nya, rata-rata membangun rumah karena dananya," ungkap Sutopo.

Dia juga mengakui bahwa BNPB masih kurang dalam pengawasan soal bangunan tahan gempa. Menurut Sutopo, ada dua hal lagi terkait mengapa banyak bangunan yang mengalami rusak berat pasca gempa 6,5 SR yang terjadi Rabu (7/12) lalu. Yaitu minimnya tukang yang memahami bangunan tahan gempa bumi.

"Dari regulasi yang ada, memang tidak ada IMB yang di dalamnya ada komponen rumah tahan gempa. Kita memang kurang dalam implementasi pengawasan," tuturnya.

"Rata-rata sebagian kerusakan ruko adalah patahnya pondasi dan di siku. Jadi karena hentakan dan goncangan berat," tambah Sutopo.

Seperti diketahui, sebanyak 108 ruko dan 11.267 rumah mengalami kerusakan di daerah Pidie Jaya akibat Gempa Aceh. Sedangkan di daerah Bireun, 45 ruko dan 320 rumah mengalami kerusakan. Lalu di Pidie, sebanyak 81 rumah dan 4 ruko mengalami kerusakan baik ringan maupun berat.