WASHINGTON - Sebuah laporan terbaru terkait runtuhnya menara 7 World Trade Center (WTC) di New York, Amerika Serikat menunjukkan hasil mengejutkan. Laporan itu menyatakan bahwa menara itu hancur bukan akibat kebakaran dari serangan 11 September 2001. Laporan ini dirilis oleh sekelompok insinyur top dari University of Alaska. Mereka menegaskan jika kebakaran tidak bisa meruntuhkan gedung yang terletak di sebelah menara kembar WTC itu.

"Ini adalah kesimpulan awal kami yang didasarkan pada pekerjaan kami bahwa kebakaran tidak bisa meruntuhkan gedung istimewa ini," kata Dr J Leroy Hulsey mengungkapkan temuannya dalam Justice In Focus Simposium di New York seperti dikutip dari Express, Sabtu (26/11/2016).

Untuk diketahui, menara 7 WTC adalah kantor bagi Secret Service, CIA, Departemen Pertahanan dan Kantor Manajemen Darurat. Menara ini runtuh setelah tujuh jam terbakar pasca serangan 11/9. Tidak ada bukti korban tewas dalam kejadian di menara 7 yang terletak sekitar 100 meter dari Menara Kembar.

Temuan terbaru ini semakin menguatkan teori konspirasi yang menyatakan menara kembar WTC dan menara 7 diledakkan. Beberapa pihak bahkan menyalahkan pemerintah Amerika Serikat (AS) yang dikatakan ingin mempunyai alasan untuk melakukan serangan militer di Timur Tengah.

Secara historis, gedung pencakar langit tidak mudah runtuh setelah dilalap si jago merah. Gedung pencakar langit di Philadelphia terbakar selama 18 jam pada tahun 1991 tetap berdiri. Begitu pun dengan gedung bertingkat di Madrid pada tahun 2005.