KETIKA dilahirkan ibunya, kulit Tephanie Turner berwarna putih, sebagaimana kulit bayi umumnya. Namun belakangan kulitnya berubah menjadi berwarna merah dan tebal.

Menurut dokter Tephanie Turner menderita arlequin ichthyosis. Sejak awal Stephanie dilahirkan, dokter memperkirakan dia tak akan berumur panjang.

Perkiraan dokter tersebut ditentang Tephanie. ''Banyak sebab untuk saya hidup. Saya tidak akan mengalah hanya dengan satu sebab,” kata wanita yang kini sudah berusia 23 tahun itu.

Selama hidupnya Tephanie mengoleskan krim untuk menghalangi bakteria masuk ke dalam kulitnya.

Dia membuktikan kepada dunia bahwa kehidupan seorang manusia bukan di tangan dokter, tapi di tangan Tuhan.

Tephanie mengaku, tidaklah mudah baginya seorang penderita harlequin ichthyosis. Kadang-kadang kulitnya terasa sangat gatal, hingga digaruknya sampai berdarah.

Tephanie merupakan penderita harlequin ichthyosis yang berumur paling lama hingga saat ini.

Selain harus melawan serangan penyakit akibat kondisi kulitnya, Tephanie harus menghadapi ejekan kawan-kawannya di sekolah, terutama karena kepalanya tak ditumbuhi rambut.

Setelah dewasa Tephanie menikah dengan lelaki yang mencintainya. Saat hamil, dokter memberitahukan bahwa bayinya akan mewarisi penyakit yang dideritanya.

Tephanie tidak percaya dengan ramalan dokter tersebut. Terbukti banyinya normal dan sehat. Kenyataan itu membuat dokter sangat terkejut.

Kini, Tephanie dan suaminya, Curtis, telah memiliki dua anak, yang mereka beri nama Willy dan Olivia. Kedua anaknya tumbuh sehat, tidak menderita harlequin ichthyosis. ***