SEMARANG - Musibah banjir dan longsor yang menerjang beberapa daerah di Jawa Tengah dalam beberapa hari belakangan telah merenggut 35 jiwa. Selain itu, ada 6 korban luka-luka dan 17 orang dinyatakan masih hilang. Hujan dengan intensitas tinggi sepanjang Sabtu (18/6/2016) kemarin mengakibatkan beberapa wilayah di Jateng mengalami banjir dan tanah longsor.

Kepala Basarnas Kantor SAR Semarang, Agus Haryono, menjelaskan, daerah yang mengalami longsor paling parah adalah Kabupaten Banjarnegara, Kebumen dan Purworejo.

"Banjarnegara longsor di daerah Wanarata dan Gumelem dengan jumlah korban 6 sudah terevakuasi dalam keadaaan meninggal dunia. Kemudian di Kebumen juga 6 orang masih dalam pencarian," ungkap Agus, Minggu (19/6/2016) siang.

Jumlah korban jiwa paling banyak berada di Kabupaten Purworejo, mencapai 29 jiwa yang tersebar di beberapa lokasi, antara lain di Desa Karangrejo/Caok, Kecamatan Loano sebanyak 6 korban meninggal telah dievakuasi.

Selain itu, di Desa Jelok, Kecamatan Kaligesing, korban akibat tanah longsor ditemukan 4 korban luka ringan, 2 patah kaki, dan 3 masih tertimbun.

Sedangkan korban terbanyak berada di Desa Donoranti, Kecamatan Purworejo dengan jumlah korban mencapai 14 orang, 3 di antaranya sudah dievakuasi dalam keadaan meninggal dunia dan 11 masih dalam pencarian.

Saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Minggu (19/6/2016) siang, Kepala Basarnas Kantor Kantor SAR Semarang, Agus Haryono dalam perjalanan ke desa Donoranti untuk bergabung dengan regu penyelamat lainnya.

"Tim kami tersebar, saya posisi menuju Donoranti Purworejo. Informasinya masih 11 yang belum ditemukan," pungkas Agus.

Perwakilan humas Basarnas Kantor SAR Semarang, Zulhawari Agustianto mengatakan, saat ini tim Basarnas Kantor SAR Semarang telah bergabung bersama tim SAR gabungan di Kebumen dan Purworejo untuk melakukan evakuasi.

Selain itu, kantor SAR Semarang juga tengah melakukan evakuasi terhadap warga yang terkena banjir di Kendal dan Surakarta.

"Total ada 17 korban yang masih dalam pencarian." kata Zul.***