JAKARTA - Banyak karyawan atau pekerja yang mengeluh karena sulitnya membeli rumah dengan keterbatasan gaji. Apalagi gaji yang diperoleh setiap bulannya hanya beberapa juta rupiah saja.

Mereka juga dihadapkan pada kenyataan bahwa membeli rumah juga butuh biaya tak sedikit. Makanya, sebagian dari mereka memanfaatkan program cicilan rumah untuk bisa membeli rumah pribadi.

Hanya saja, program cicilan rumah biasanya memerlukan pembayaran uang pangkal yang juga tak sedikit. Umumnya, uang pangkal untuk program cicilan rumah dibanderol sebesar 20 persen dari harga rumah.

''Kalau harga rumah sekitar Rp 500 juta, berarti DP (uang pangkal) sekitar Rp 100 juta,'' jelas Training and Client Service Manager Sense for Money Dwi Setyo Effendianto saat ditemui usai lokakarya HSBC Menuju Mapan di Shangri-La Jakarta.

Uang pangkal sebesar Rp 100 juta bagi sebagian orang tentu bukan jumlah yang sedikit. Meski begitu, Dwi menilai bukan tidak mungkin karyawan dengan gaji Rp 5 juta dapat membeli rumah sendiri melalui program cicilan rumah.

Tahap awal yang perlu dilakukan, lanjut Dwi, ialah menabung untuk memenuhi syarat uang pangkal sebesar 20 persen dari harga rumah. Dengan gaji Rp 5 juta, Dwi menyarankan agar setengah dari gaji tersebut disimpan untuk modal uang pangkal membeli rumah.

''Setelah 3-5 tahun, DP (rumah) akan terkumpul,'' tambah Dwi.

Dwi mengatakan hal terpenting dari rencana membeli rumah ialah kekuatan tekad dan konsistensi untuk menabung. Oleh karena itu, Dwi menyarankan agar kebiasaan menabung dan berinvestasi dapat dimulai sejak dini.

''Gaji berapa pun sebenarnya bisa saja punya rumah. Tergantung bagaimana mengaturnyanya, konsisten atau nggak, dan dibiasakan (menabung) atau nggak,'' ungkap Dwi.***