JAKARTA - Polisi Turki menangkap seorang pelajar asal Indonesia, Handika Lintang Saputra. Handika ditangkap di rumahnya di Gaziantep, Jumat, 3 Juni 2016, gara-gara dituduh terlibat organisasi terlarang bernama Hizmet.

Dihimpun dari sejumlah sumber, Minggu (12/6/2016), Hizmet adalah organisasi gerakan yang diinspirasi oleh sikap Fethullah Gulen, seorang pengkhotbah Turki yang kini berbasis di Amerika Serikat. Gulen tercitra sebagai wajah moderen Islam.

Sebagaimana dilansir BBC, Hizmet ('pelayanan' dalam Bahasa Turki) punya jejaring sekolah swasta. Citra Hizmet sebagai kelompok terlarang tak bisa dilepaskan dari perseteruan politik di Turki.

Dahulu, gerakan Hizmet menyokong kesuksesan Recep Tayyip Erdogan di pemilu dan akhirnya Erdogan menjadi Perdana Menteri Turki. Sebagaimana diketahui, Erdogan berasal dari AKP, parti berbasiskan Islam.

Hizmet sendiri disebut sebagai gerakan yang punya jutaan pengikut dan bermodalkan triliunan dolar. Namun demikian, tak ada struktur formal dari Hizmet, tak ada pula keanggotaan resmi. Hizmet yang bermakna 'pelayanan' itu menyerukan kerja untuk kebaikan bersama. Pemimpin Hizmet menekankan altruisme, kerja keras, dan pendidikan.

Pengikut gerakan Hizmet diwajibkan mendonasikan 5 persen hinga 20 persen dari pemasukannya untuk kelompok yang berafiliasi dengan Hizmet.

Pengikut Hizmet disebut menempati posisi-posisi penting di Turki, seperti polisi, dinas rahasia, lembaga hukum, hingga menempati berbagai posisi di AKP. Soal sekolah-sekolah yang dikelola Hizmet, sebenarnya sekolah itu cukup sekuler. Namun Sekolah tak memperbolehkan merokok, mengkonsumsi alkohol, dan perceraian.

Gulen menjadi sosok yang bisa menarik para pebisnis karena pandangan internasionalnya. Gulen dikenal sebagai filantropis dan pebisnis sukses. Sekolah-sekolahnya telah memuluskan jalan bagi pebisnis TUrki merambah pasar Afrika dan Asia Tengah.

Adakah yang Terselubung?

Namun demikian, pandangan kritis muncul. Kelompok Hizmet dan Gulen punya tujuan politis. Tujuannya adalah menghimpun kekuatan menyebarkan aturan sosial Islam yang konservatif, misalnya aturan pernikahan dan aturan terkait alkohol, hingga menekan kelompok yang berseberangan.

Pihak yang berseberangan dengan gerakan Hizmet menilai kelompok ini sebagai semacam penyusup. Mereka menunjukkan video pada 1999 saat Gulen berbicara.

"Kamu harus bergerak ke dalam nadi sistem, tanpa seorangpun tahu keberadaanmu, hingga kamu mencapai posisi sentral. Kamu harus menunggu hingga saat kamu mendapatkan kekuatan negara, hingga kamu membawa semua kekuatan institusi konstitusi di Turki," kata Gulen dalam video.

Beberapa tahun kemudian, Gulen dituntut dengan tuduhan ingin menghancurkan negara sekular Turki. Dia kemudian pergi ke Amerika Serikat, menyatakan video itu telah dirusak. Dia kemudian dibebaskan dari semua tuntutan secara in absentia.

Sejumlah pengkritik Hizmet terkemuka telah dipenjarakan di Turki. Seorang kepala kepolisian yang menulis buku soal pengaruh Gulen di kepolisian dan lembaga peradilan juga dipenjara. Dua wartawan investigasi di Turki juga bernasib sama.

Gulen kini berumur 75 tahun. Dia hidup tertutup di lahannya, di Pennsylvania Amerika Serikat. Dia mendorong pengikutnya untuk membangun sekolah daripada membangun masjid. Dia juga mendorong interaksi dengan orang-orang lintas agama melalui dialog.

Usai Ungkap Dugaan Korupsi, Hizmet Jadi Organisasi Terlarang?

Berita Reuters pada 31 Mei 2016 kemarin mengabarkan, Presiden Erdogan telah resmi menggolongkan gerakan Gulen, yakni Hizmet, sebagai gerakan teroris. Erdogan menggunakan istilah "Kelompok Teror Gulen". Erdogan menilai Gulen dengan Hizmet ingin menjatuhkan pemerintahan.

"Kami tak akan biarkan ada pihak yang memecah bangsa bisa lolos dari negara ini," kata Erdogan di depan pendukungnya di kota Izmir, pada Minggu (29/5) lalu.

Dengan demikian, Hizmet menjadi sama saja dengan militan Kurdi yang diperangi pemerintah Turki. Erdogan bisa menggunakan wewenangnya untuk meminta Wahington mengekstradisi Gulen dari Amerika Serikat.

Media-media yang berafiliasi dengan Hizmet telah ditutup, sebuah bank disita, dan ratusan orang ditahan. Ribuan ulama pengikut Gulen yang diproses hukum telah kehilangan pekerjaan mereka.

Erdogan menuduh Gulen telah menjalankan konspirasi kudeta. Konspirasi Gulen, menurut Erdogan, dijalin lewat jaringan di media, lembaga peradilan, dan pendidikan. Gulen menyangkal tuduhan ini.

Perseteruan Gulen versus Erdogan ini tak bisa dipisahkan dari pengungkapan korupsi yang diduga dilakukan Erdogan. Polisi dan jaksa yang dipandang bersimpati terhadap Gulen mengungkap investigasi korupsi yang dilakukan lingkaran dalam Erdogan pada 2013, 11 tahun setelah partai AKP Erdogan memenangi pemilu.

Orang-orang Hizmet memandang diri mereka adalah korban dari ketidakadilan. Pemerintah Turki menyewa pengacara internasional untuk menginvestigasi aktivitas Hizmet dalam lingkup lintas negara. ***