JAKARTA - Anak berprilaku nakal, itu biasa terjadi dalam sebuah rumah tangga. Apalagi usia anak masih sangat muda. Nah, agar otak anak Anda tak terganggu, upayakanlah untuk tidak melakukan hal-hal seperti ini.

Misalnya untuk contoh kasus anak yang tak mau disuruh orang tua untuk melakukan sesuatu. Lantas, orang tua pun membentaknya denga suara keras. Terkadang diikuti dengan kata-kata kasar bernada makian.

Menurut pakar neurosains dari University of California, Irvine, Amerika Serikat (AS), Taruna Ikrar PhD, dampak buruk dari kebiasaan orang tua membentak akan merusak sel-sel saraf (neuron) dalam otak anak. Jalinan neuron yang berfungsi membangkitkan rasa iba dalam diri anak bisa terkikis fungsinya.

''Dia (kebiasaan membentak) berpengaruh pada perkembangan anak. Dalam artian, anak itu menjadi tak sensitif, tak empati,'' kata Taruna Ikrar saat ditemui di kantor Kemendikbud, Jakarta, Jumat (3/6).

Bila seorang anak terbiasa dibentak, menurut pria kelahiran Makassar Sulawesi Selatan ini, maka anak tersebut justru menjadi kebal bentakan. Si anak merasa perlakuan kasar orang tua terhadapnya merupakan cara komunikasi yang biasa terjadi. Akibatnya, bahasa bentakan justru menjadi ditujukan balik kepada kedua orang tua.

''Maksud bentakan itu kan supaya anak itu takut. Tapi kalau dia selalu dilakukan bentakan-bentakan itu, menjadi hal yang biasa. Dan kalau menjadi hal biasa, dia akan lakukan hal yang sama. Dia akan membentak balik orang tuanya,'' ujar Taruna.

Karena itu, lulusan Universitas Hasanuddin itu meminta orang tua agar bersabar dalam menghadapi polah nakal anak. Sebab pada dasarnya, anak menyayangi kedua orang tuanya. Maka, jangan segan memberikan pujian yang menyemangati ketika anak berbuat baik.***