HARVARD - Sulit dipercaya, pemuda dari keluarga melarat ini bisa berdiri di podium terhormat untuk menyampaikan sambutan dalam wisuda perguruan tinggi paling bergengsi di dunia, Harvard University.

Dialah, He Jiang. Pemuda asal Hunan, China, itu diberi kehormatan berpidato di depan lulusan program PhD. Mahasiswa Biologi ini menjadi satu dari sederet lulusan PhD yang diwisuda pertengahan tahun 2016 ini.

Ini memang pencapaian luar biasa bagi Jiang. Menilik latar kehidupannya, orang tak bakal percaya dia bisa didaulat berpidato di podium itu. Jangankan untuk sambutan, kuliah di Harvard pun seolah muskil, lulus PhD pula.

Ya, Jiang memang berasal dari keluarga miskin. Dia hidup di kawasan kumuh di Hunan, China. Tak bisa mengakses kesehatan. Hidup melarat dan tak bisa mengakses layanan kesehatan.

Tangannya Dibakar

Dia masih ingat betul saat tangan kanannya digigit ular sewaktu masih anak-anak. Ibunya tak bisa membawanya ke rumah sakit, atau klinik. Padahal, bisa ular itu mengancam jiwa Jiang kecil.

Saking putus asanya, sang ibu membakar bagian tangan Jiang yang digigit ular itu dengan harapan menghentikan bisa ular yang mulai menyebar ke tubuh putranya itu.

Beruntung, cara itu bisa menyembuhkan Jiang. Ajaib. Dan pemuda itu terinspirasi pengalaman itu untuk mempelajari ilmu sehingga bisa menolong manusia, yang senasib dengannya.

Pengalaman pahit itu pula yang dijadikan Jiang sebagai pembuka sambutan di atas podium terhormat, dalam wisuda program PhD Universitas Harvard itu.

“Pengalamanku mengingatkanku betapa pentingnya bagi para peneliti untuk mengomunikasikan pengetahuan kita kepada mereka yang membutuhkan,” ujar Jiang, sebagaimana dikutip Dream dari CCTV News, Jumat 27 Mei 2016.

Jiang menambahkan, mengamalkan ilmu pengetahuan yang dimiliki para peneliti untuk menolong orang yang memerlukan akan memperbaiki kehidupan mereka yang membutuhkan itu.

“Dan itu dampak yang bisa dilakukan semua orang seperti kita,” tambah dia.

Mengukir Prestasi

Saat kecil, Jiang selalu menempuh perjalanan panjang untuk sekolah. Dia harus menuju ke Hefei di Provinsi Anhui untuk kuliah di University of Science and Technology of China –salah satu perguruan tinggi terkemuka di negeri Tirai Bambu itu. Dia lulus 2009.

Setelah lulus dari Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China, dia langsung diterima di Harvard. Dia menerima beasiswa penuh untuk program PhD.

Sebagai pemuda kampung, tak mudah bagi Jiang untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan kota. Namun dia bisa bertahan dan mengatasi masalah itu. Kesempatan untuk melihat dunia yang lebih luas pun terbuka lebar untuk Jiang.

Di Harvard, dia mampu beradaptasi. Belajar, mulai bahasa hingga kehidupan dalam lingkungan pendidikan yang lebih tinggi. Tapi rupanya Jiang merupakan bibit unggul. Dia mampu mengukir prestasi.

Sebelum berdiri di depan para lulusan itu, Jiang harus bersaing dengan dua wisudawan untuk bisa menyampaikan sambutan di atas podium. Dan akhirnya dia sukses, menjadi orang China pertama yang berpidato dalam wisuda Harvard.

“Aku ingin lebih banyak suara China didengar,” kata dia.

Pendidikan, tambah dia, mampu mengubah kehidupan seseorang. Sebab pendidikan bisa membawa seseorang dari satu dunia ke dunia yang lain.

“Aku berharap pengalamanku mampu mendorong mahasiswa dari desa dan mewujudkan mimpi mereka,” tambah Jiang.

Dia kini mulai bekerja sebagai postdoctoral fellow di MIT Koch Institute for Integrative Cancer Research. Dia akan mempelajari infeksi virus malaria dan hepatitis, serta diagnosa kanker dini ultrasensitif.***