JAKARTA - Siapa yang tak kenal dengan artis panas Eva Arnaz. Di era tahun 80-an, akting wanita berambut panjang ini merajai pertelevisian Tanah Air.

Dalam sejumlah judul film, Eva tak sungkan menampilkan adegan syur dengan lawan mainnya. Sampai-sampai, dia dijuluki artis bom sex.

Namun cerita kelam itu sudah jadi lembaran usang buatnya. Sejak tahun 90-an, dia mulai meninggalkan panggung hiburan dan fokus memperbaiki agamanya. Bahkan kini, Eva yang memiliki bisnis busana muslim diketahui sudah memakai hijab syar'i.

Eva sempat menceritakan perubahan yang terjadi dalam dirinya. Perjalanan taubat itu dimulainya setelah melihat langsung tragedi Mina tahun 1991 lalu.

"Berangkat tahun 1991, banyak peristiwa masing-masing. Dan ternyata, Allah itu tidak pilih kasih. Saya berangkat ke Tanah Suci membersihkan dosa. Tahun 1991 itu orangtua dan saya berangkat Haji. Karena peristiwa Mina, banyak yang meninggal. Di situ saya berpikir, saya bertekad andai saya boleh, saya akan menjadi nomor satu untuk berangkat," tutur wanita 57 tahun ini saat ditemui acara Expo Pekerja Seni di Smesco, Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

Pulang berhaji, dia sebenarnya masih terikat kontrak dengan sejumlah PH. Merasa tanggung jawab, dia coba menyelesaikan walaupun sudah merasa tak nyaman.

"Saya masih syuting, masih ada kontrak yang saya jalani, tetap saya sudah enggak enak, saya enggak menemukan kenyamanan," tambahnya.

Sampai akhirnya dia benar-benar memilih stop beradegan panas. Seperti mendapat hidayah, dia sadari apa yang dilakukannya selama ini salah besar.

"Jalur saya ternyata salah. Seorang perempuan itu seperti berlian, tidak boleh disentuh, yang akhirnya saya belajar ngaji," ungkapnya.

"Saya belajar banyak akan aliran, semua saya pelajarin, dan saya mendekatkan belajar baca Alquran, bukan sekadar baca, tetapi belajar artinya, belajar tajwid-nya. Dua tahun saya belajar itu. Banyak banget yang saya pelajari. Dari situ saya mulai belajar yang lainnya, tentang akhlak, fiqih," ujarnya.

Hal lain yang memutuskan dirinya kembali ke jalan Tuhan setelah suaminya Dedy Hamdun, yang juga aktivis menjadi korban penculikan di tahun 1997-1998. Dedy hilang saat kampanye pada tahun 1997.
Suami Eva bekerja dalam pembebasan tanah bagi bisnis properti Ibnu Hartono, adik ipar bekas Presiden Soeharto. Sebelum hilang, Dedy aktif mendukung Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Eva sempat diyakinkan seorang perwira tinggi, bahwa Dedy sedang diculik dan 'dibina' di sebuah kesatuan ABRI. Karena informasi itulah, Eva minta agar pihak mana pun yang sedang 'mengamankan' suaminya untuk segera mengembalikan kepada keluarga.

Tak lama dari informasi yang didapat Eva, beredar kabar bahwa Dedy Hamdun sudah dibebaskan dari tahanan. Namun setelah empat bulan sejak September 1997, Dedy dikeluarkan dari tahanan bawah tanah dan dia tidak pernah kembali ke keluarganya.

Setelah bertahun-tahun hilangnya Dedi Hamdun, Eva kemudian berganti nama menjadi Siti Syarifah. Dia pun telah menikah lagi untuk yang kelima kalinya dengan pria keturunan Arab dan memiliki seorang putra bernama Samir Amin.

Memulai lembaran hidup baru, Eva sekarang memilih berbisnis baju hingga berjualan lontong. Keputusan Eva terjun ke dunia bisnis bukan karena tidak laku lagi. Wanita kelahiran 14 Juli 1958 ini mengaku tawaran film masih berdatangan, tapi selalu ditolaknya.

"Saya sudah mantap untuk tidak lagi menerima tawaran main film. Bagi saya itu kesalahan terbesar saya bisa terjerumus ke dalamnya," pungkasnya.***