JAKARTA - Pihak Mabes Polri memberikan penjelasan terkait operasi penyergapan lokasi yang diduga sarang kelompok teroris Santoso di Hutan Desa Taunca, Poso, Sulawesi Tengah. Polri membenarkan ada satu orang tewas yang diduga pelaku jaringan terorisme dalam operasi yang dilakukan pada Kamis (14/1), malam itu.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Anton Charliyan mengatakan pelaku yang tertembak itu sejauh ini belum bisa diidentifikasi.

"Pertama saya sampaikan bahwa di Poso terjadi tembak menembak itu kemarin. Memang ada satu pelaku, ada yang ditembak. Tapi sampai saat ini belum bisa dipastikan. Siapa identitasnya," ujar Anton dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Minggu (17/1/2016).

Dia menjelaskan untuk memastikan identitas oknum yang tertembak itu mesti melakukan pengujian laboratorium secara primer seperti tes DNA. Tapi, dia menekankan bila tim forensik memerlukan waktu 7 hari untuk mengidentifikasi pelaku yang tertembak tersebut.

"Karena untuk mengetahui identitas pasti itu harus melakukan pengecekan secara primer maupun DNA. Tim forensik juga sudah kita hubungi, dan meminta waktu sekitar 7 hari untuk identifikasi korban itu," tuturnya.

Anton menambahkan waktu 7 hari diperlukan mengingat lokasi yang berada di Poso, Sulawesi Tengah. Tak mudah menjangkau lokasi tersebut dengan waktu lebih sebentar.

"Dari sana saja ngangkutnya saja 4 hari. Masuk posnya itu butuh 4 hari loh. Itu hutan-hutan," ujarnya.

Lantas, apakah benar kabar yang tertembak itu merupakan Santoso?

"Kami tak bisa pastikan. Setelah diselidiki kan tahu. Mungkin mirip Santoso. Kami belum bisa pastikan karena perlu Post Mortem dan pemeriksaan primer yang jelas," sebutnya.***