JAKARTA - Sehari setelah serangan bom dan penembakan di Sarinah, Jl Thamrin, kepolisian lewat Detasemen Khusus 88 kemarin menggelar serangkaian operasi penggerebekan di tujuh kota: Jakarta; Karawang, Bekasi, Cirebon (Jawa Barat); Semarang (Jawa Tengah); Balikpapan (Kalimantan Timur); dan Poso (Sulawesi Tengah).

Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti mengatakan timnya bergerak ke sejumlah daerah untuk memburu kelompok Bahrun Naim, simpatisan Negara Islam Irak dan Al-Syam (ISIS) yang diduga mengotaki serangan teror di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis, 14 Januari 2015.

Menurut Badrodin, perburuan juga membidik kelompok radikal lain yang diduga terafiliasi dengan ISIS. "Karena jaringan-jaringan ini saling terkait satu sama lain," kata Badrodin, kemarin. Menurut dia, seorang anggota kelompok Poso pimpinan Santoso tewas dalam penggerebekan.

Nama Bahrun Naim pertama disebut Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian seusai rapat terbatas di kantor Presiden, Kamis lalu. Rapat digelar menyusul peledakan bom dan penembakan yang menewaskan tujuh orang dan melukai puluhan lainnya di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Badrodin mengungkapkan, Bahrun adalah perekrut Afif alias Sunakim, salah seorang pelaku teror di Thamrin yang wajahnya terekam dalam foto Tempo. Perekrutan dilakukan pertengahan tahun lalu ketika Afif keluar dari Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta Timur.

Afif, yang juga tewas dalam teror Kamis lalu, adalah mantan terpidana kasus terorisme pelatihan militer kelompok radikal di Aceh pada 2010. Adapun Bahrun alias Abu Rayyan pernah dipidana untuk kasus terorisme pemilikan amunisi yang dibongkar Detasemen Khusus 88 pada November 2010 di Surakarta.

Menurut Badrodin, ketika dibui di Cipinang, Afif menjadi anak buah Aman Abdurrahman, terpidana kasus teror bom Cimanggis 2003 yang kini dipenjara di Lapas Nusakambangan, Jawa Tengah. Aman Abdurrahman dikenal sebagai pemimpin Tauhid Wal Jihad, kelompok radikal yang mendeklarasikan dukungannya kepada ISIS.

Badrodin menduga teror di kawasan Thamrin yang menewaskan tujuh orang dan melukai puluhan lainnya itu dilatarbelakangi perebutan dominasi pengaruh ISIS di Asia Tenggara. “Pesaingnya adalah di Filipina, tapi ini dugaan sementara,” ujarnya. Kepolisian juga mengklaim mengantongi data aliran dana senilai ratusan juta rupiah yang dikirim secara periodik oleh Bahrun dari Timur Tengah ke sejumlah orang di Indonesia.***