JAKARTA - Kementrian Pariwisata (Kemenpar) semakin serius dalam memasarkan destinasi wisata halal Indonesia. Bahkan kini Menteri Pariwisata Arief Yahya sangat getol untuk membawa destinasi wisata halal Indonesia pada kawasan Timur Tengah. Dalam rangka percepatan pengembangan wisata halal, Arief telah menugaskan Riyanto Sofyan ke ajang Arabian Travel Market (ATM) 2017 di Dubai. Menurut Arief, Indonesia berkesempatan mengikuti diskusi Global Halal Summit di kawasan Timur Tengah itu.

"Bahkan (Indonesia) mendapatkan panggung mengikuti pameran Pariwisata terbesar itu," kata Arief dalam siaran pers yang diterima Republika di Jakarta, Rabu (26/4/2017) malam.

Arief memaparkan diskusi tersebut bertema Halal Destination Strategies Revealed. Di mana dalam diskusi juga Indonesia diwakili Riyanto Sofyan, sebagai ketua pokja wisata halal. "Diskusi itu membedah strategi pengembangan pariwisata halal di Indonesia, Malaysia dan Jepang. Termasuk di antaranya adalah menjelaskan amenitas, pemanfaatan aplikasi berbasis informasi teknologi dan strategi promosi," kata Riyanto.

Indonesia, ujar Riyanto telah menargetkan banyak negara untuk memasarkan destinasi wisata halalnya. Di antaranya kawasan Timur Tengah dan kawasan Asia seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Cina serta Rusia, Inggris dan Jerman.

Dalam memasarkan destinasi wisata halal ini, masih kata Riyanto, Indonesia telah menerapkan strategi khusus untuk mengembangkannya. Di mana strategi yang digunakan itu saat ini juga tengah dilirik oleh negara lain yang serius dalam menggarap dan mengembangkan pariwisata halal di negaranya.

“Terutama strategi promosi yang inklusif dan berfokus pada unique selling point masing-masing destinasi. Cukup bagus dan dapat menjadi inspirasi bagi negara- negara lain yang ingin mengembangkan pariwisata halal,” ungkapnya.

Dalam pengembangan destinasi wisata halal ini, Riyanto sedikit memberikan bocoran. Indonesia kata dia, membentuk Halal Travel Alliance yang berawal dari Halal Travel Consortium di Indonesia yang meliputi 589 agen travel yang tergabung di dalamnya.

Halal Travel Alliance ini kemudian memperoleh sambutan antusias. Karena sebelumnya tidak ada wadah digital untuk keperluan business to business yang bisa menampung database industri pariwisata halal di kawasan ASEAN.

“Di mana para pelaku industri tersebut dapat dengan mudah melakukan aktivitas cross-selling dan meningkatkan skala ekonomi ke skala yang lebih luas cakupannya,” tuturnya.

Saat ini tambahnya, setidaknya ada tiga daerah di Indonesia yang serius menggarap wisata halal. Yakni Nangroe Aceh Darussalam (NAD), Sumatera Barat, dan Lombok di Nusa Tenggara Barat.

Upaya pengembangan wisata halal ini bahkan telah memperoleh pengakuan di tingkat dunia. Buktinya, World Halal Tourism Award 2016 di Abu Dhabi memilih Indonesia sebagai pemenang untuk 12 dari 16 kategori penghargaan.