KUALA LUMPUR – Pendakwah kontroversial Dr Zakir Naik ogah kembali ke India untuk menjalani penyelidikan dugaan terorisme. “Saya takut disiksa,” katanya, pekan ini.

Seperti dilansir Free Malaysia Today, awal pekan ini, Zakir Naik kembali menegaskan dirinya bersedia diperiksa atas tuduhan menyebarkan propaganda terorisme yang sedang diselidiki otoritas India, tetapi ia hanya mau jika dilakukan melalui telekonferensi.

“Saya sudah mengatakan (kepada otoritas) bahwa akan menjalani wawancara melalui Skype, telepon, ataupun konferensi video,” ujarnya.

“Jika saya pulang, mereka akan menyiksa saya. Buat apa saya pulang?” tutur pria yang telah menjadi penduduk tetap Malaysia selama lima tahun terakhir itu.

Bahkan Zakir Naik mempersilakan pemerintah India mencarinya di Malaysia setelah mereka meminta bantuan Interpol terkait dengan investigasi terorisme terhadapnya.

Penyiksaan, menurut dia, kerap dilakukan aparat India terhadap umat muslim.


Zakir Naik saat ini masih menjadi buron otoritas India dalam kaitan dengan penyelidikan kasus terorisme. Organisasi yang dipimpin Zakir Naik, Islamic Research Foundation (IRF), menjadi fokus penyelidikan terkait dengan terorisme di India. Organisasi itu telah dilarang di India.

Pada November 2016, media India melaporkan bahwa badan investigasi nasional negara itu (NIA) telah menggerebek beberapa properti komersial dan residensial yang dimiliki oleh Dr Zakir.

Pejabat NIA menyita beberapa dokumen yang diduga menunjukkan bahwa IRF telah mensponsori para calon milisi untuk melakukan perjalanan ke Suriah guna bergabung dengan kelompok radikal ISIS.