Berhasil mendidik anak-anak dengan baik, sukses, bahagia adalah impian semua orang tua manapun. Namun dalam prakteknya, mayoritas orangtua dalam mendidik anak, tidak semudah membalikan tangan?

Apakah anak-anak kita bermasalah ? Tidak.

Pernahkan kita berpikir bahwa program-program negatif yang (mungkin) secara tidak sengaja tertanam ke pikiran bawah sadar anak kita? Sehingga berpengaruh pada sikap/prilaku anak kita.

Hal ini akan berpengaruh pada kehidupan masa depan mereka. Dalam mendidik anak, saya teringat puisi fenomenal sepanjang sejarah dari seorang pendidik dan ahli konseling keluarga bernama Dorothy Law Nolte, Ph.D asal Amerika Serikat dengan judul puisi “Children Learn What They Live” (Anak-anak Belajar dari Kehidupannya), yang isi puisinya di bawah ini :

Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki.

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi.

Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri.

Jika anak dibesarkan dengan hinaan, ia belajar menyesali diri.

Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri.

Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri.

Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai.

Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar keadilan.

Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan.

Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya.

Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.

Anak cermin Orang Tua tanpa sadar kita telah membentuk karakter dan sikap anak melalui perilaku kita sehari-hari, kecenderungan perilaku anak tidak akan jauh berbeda dengan orang tuanya, karena anak adalah cermin dari orang tua.

Jika orang tua memiliki sifat sombong anak pun akan otomatis meniru perilaku orang tua tersebut. Maka jangan selalu menyalahkan anak atas perilakunya pada waktu dewasa, sebaiknya introspeksi dahulu diri kita sendiri sebelum menjatuhkan kesalahan kepada anak. Sebab perilaku tersebut bisa saja mereka peroleh dari orang tua nya.

Ada yang mengatakan ‘Buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya’ itulah peribahasa yang membenarkan akan ada keterkaitan perilaku anak dengan orang tuanya.

Sebagian orang menganggap perilaku tersebut bisa di atasi dengan cara didikan yang baik, tetapi itu mungkin tidak akan berhasil dengan maksimal jika perilaku orang tua tidak mencerminkan keteladanan yang patut dicontoh.

Ini merupakan hal sepele yang kadang terlupakan oleh sebagian orang tua dalam mendidik anak, selain itu kebanyakkan orang tua lebih memposisikan dirinya sebagai pemimpin yang berakibat buru terutama kepada anak, lihat saja kadang ada orang tua yang senang menyuruh anak dari pada memberikan teladan atau contoh. 


Berhasil mendidik anak-anak dengan baik, sukses, bahagia adalah impian semua orang tua manapun. Namun dalam prakteknya, mayoritas orangtua dalam mendidik anak, tidak semudah membalikan tangan? Apakah anak-anak kita bermasalah ? Tidak. Pernahkan kita berpikir bahwa program-program negatif yang (mungkin) secara tidak sengaja tertanam ke pikiran bawah sadar anak kita? Sehingga berpengaruh pada sikap/prilaku anak kita. Hal ini akan berpengaruh pada kehidupan masa depan mereka. Dalam mendidik anak, saya teringat puisi fenomenal sepanjang sejarah dari seorang pendidik dan ahli konseling keluarga bernama Dorothy Law Nolte, Ph.D asal Amerika Serikat dengan judul puisi “Children Learn What They Live” (Anak-anak Belajar dari Kehidupannya), yang isi puisinya di bawah ini : Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki. Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri. Jika anak dibesarkan dengan hinaan, ia belajar menyesali diri. Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri. Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri. Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai. Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar keadilan. Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan. Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya. Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.

Selengkapnya : https://www.kompasiana.com/aranhakim/prilaku-anak-cerminan-orangtuanya_54f6e792a3331135588b4b79
Berhasil mendidik anak-anak dengan baik, sukses, bahagia adalah impian semua orang tua manapun. Namun dalam prakteknya, mayoritas orangtua dalam mendidik anak, tidak semudah membalikan tangan? Apakah anak-anak kita bermasalah ? Tidak. Pernahkan kita berpikir bahwa program-program negatif yang (mungkin) secara tidak sengaja tertanam ke pikiran bawah sadar anak kita? Sehingga berpengaruh pada sikap/prilaku anak kita. Hal ini akan berpengaruh pada kehidupan masa depan mereka. Dalam mendidik anak, saya teringat puisi fenomenal sepanjang sejarah dari seorang pendidik dan ahli konseling keluarga bernama Dorothy Law Nolte, Ph.D asal Amerika Serikat dengan judul puisi “Children Learn What They Live” (Anak-anak Belajar dari Kehidupannya), yang isi puisinya di bawah ini : Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki. Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri. Jika anak dibesarkan dengan hinaan, ia belajar menyesali diri. Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri. Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri. Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai. Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar keadilan. Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan. Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya. Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.

Selengkapnya : https://www.kompasiana.com/aranhakim/prilaku-anak-cerminan-orangtuanya_54f6e792a3331135588b4b79