KARANGANYAR - Polisi menggelar rekonstruksi kasus tewasnya tiga mahasiswa peserta pendidikan dasar mapala (diksar mapala) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta di Dusun Tlogodlingo, Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, kemarin. Tapi ternyata rekonstruksi yang memeragakan puluhan adegan mulai dari awal diksar itu menyisakan kecewa bagi keluarga korban. Keluarga salah satu korban mengaku kecewa karena tiap adegan dalam rekonstruksi diperagakan oleh pengganti tersangka.

"Pelakunya bukan langsung, pakai peran pengganti. Panitianya juga pakai peran pengganti. Kayanya kurang pas," keluh ayah almarhum Ilham, Syafei saat ditemui Okezone di lokasi rekonstruksi, kemarin.
Syafie datang jauh-jauh dari Lombok beserta rombongan keluarganya mencapai 20 orang untuk menyaksikan rekonstruksi tersebut. Dia ingin tahu bagaimana para peserta termasuk Ilham disiksa saat mengikuti diksar di lereng Gunung Merbabu itu.

"Harapannya agar kasusnya semakin jelas dan terungkap. Kepada pelaku nanti bisa dihukum seberat-beratnya sesuai dengan tindakannya menghilangkan nyawa tiga orang dan melukai banyak orang peserta didiknya," sesalnya.

Sementar itu, Wakapolres Karanganyar Kompol Prawoko menyampaikan, pihaknya merespon segala keluhan yang disampaikan pihak keluarga korban yang kecewa dua tersangka tidak dihadirkan dalam rekonstruksi.

"Kita akan tindaklanjuti keluhan itu pada pihak penyidik agar bisa menjadi pertimbangan tim penyidik untuk menghadirkan dua tersangka tersebut," pungkasnya.