Pembunuhan kakak tiri Kim Jong-un di tangan dua wanita 'pembunuh' bayaran membuktikan bahwa Korea Utara masih menerapkan model mata-mata yang disebut dengan honey trap.

Model ini merupakan penggunaan mata-mata wanita cantik untuk menggali informasi dari musuh atau membunuh lawan.

Rezim yang terisolasi dari dunia luar itu secara sembunyi-sembunyi telah menyiapkan mata-mata dan pembunuh bayaran wanita untuk melenyapkan musuh negara selama lebih dari setengah abad.

Korban dari mata-mata ini beragam. Mulai dari politikus, pengusaha hingga wartawan telah jatuh ke dalam tipu muslihat mata-mata cantik yang dikirim oleh Pyongyang.

Para mata-mata cantik ini akan mengorek informasi sensitif dan, dalam banyak kasus, memeras target mereka.

Dilatih dalam Seni Bercinta

Jang Jin-sung, seorang mantan penyair dari Korea Utara sebelum membelot ke Korea Selatan pada 2004, menceritakan bagaimana luar biasanya 'program pembenihan' yang dibuat Korea Utara.

Jin-sung, yang sekarang menjadi pendiri situs berita independen, New Focus International, mengatakan, program tersebut adalah gagasan dari Kim Jong-il, ayah Kim Jong-un.

Jong-il punya ide itu setelah rencana pencucian otak terhadap orang-orang yang dia culik dari Jepang, Korea Selatan, Rumania, Thailand dan Lebanon untuk dijadikan mata-mata tidak berhasil.

Jin-sung mengatakan, para wanita muda yang memiliki penampilan menarik akan direkrut dari universitas atau bahkan sekolah menengah. Mereka kemudian dilatih dalam seni bercinta dan mata-mata.

" Mereka akan diawasi secara ketat oleh Office 915 dari Komando Strategis Partai Pekerja. Segala sesuatu yang mereka butuhkan disediakan oleh entitas yang paling kuat di Korea Utara, Departemen Organisasi dan Bimbingan Partai Pekerja," kata Jin-sung.

Sang Ratu Mata-mata

Pada 2008, pemerintah Korea Selatan mengeluarkan peringatan kepada personel militer dan pengusaha tentang skema 'honey trap' Korea Utara menyusul tertangkapnya salah satu mata-mata yang terkenal cantik, Won Jeong-hwa.

Menteri Pertahanan Korea Selatan, Lee Sang-Hee, mengungkapkan bahwa mata-mata cantik berusia 34 tahun itu telah dilatih dan ditugaskan oleh Pyongyang untuk mengorek informasi rahasia dari seorang kapten tentara berusia 26 tahun, yang juga ditangkap.

" Ini berarti Korea Utara tetap tidak berubah dan sedang berusaha untuk memperkuat upaya melakukan revolusi jauh di Selatan. Kita harus waspada bahwa setiap perwira militer dapat menjadi target mereka," kata Sang-Hee.

Pada 2013, ABC Australia menayangkan sebuah wawancara eksklusif dengan ratu mata-mata Korea Utara, Kim Hyun-hee, yang dipersiapkan oleh Pyongyang untuk menanam bom di sebuah pesawat penumpang Korea Selatan.

Misi yang dilakukan pada tahun 1987 itu berhasil dan semua 115 orang di penerbangan Korean Airlines 858 tewas.

Awalnya Jadi Mata-mata

Motif serangan teroris itu untuk mencegah tim asing mengambil bagian dalam Olimpiade 1988 di Seoul.

Saat ditanya bagaimana awalnya jadi mata-mata, Hyun-hee, mengatakan otoritas Korea Utara mendekatinya di taman bermain kampus dan memaksanya ke dalam pelatihan mata-mata.

" Di Korea Utara, saya diajarkan bahwa pemimpin kami Kim Il-sung (kakek Kim Jong-sun) adalah dewa. Anda diajarkan untuk menempatkan dia di atas orang tua Anda sendiri," katanya.

" Anda belajar seperti anak usia dini untuk selalu mengatakan 'Terima kasih, Pemimpin Besar untuk segalanya’. Dan jika Anda mengatakan hal yang salah, bahkan jika itu salah bicara, Anda akan berakhir di penjara."