MAKASSAR - Muhammad Ardiansyah, seorang mahasiswa perguruan tinggi swasta digelandang ke Mapolsek Panakukang, Makassar, Sulawesi Selatan. Mahasiswa berusia 25 tahun ini sempat mengaku sebagai anggota intel kepolisian berpangkat perwira. Namun belakangan diketahui ia adalah polisi gadungan. Kedok Ardiansyah terbongkar saat ia diadukan ke Polsek Panakukang karena ulahnya yang dinilai sangat meresahkan. Selain mengaku sebagai anggota intel Mabes Polri, ia juga sering menginap di kamar sewaan bersama gadis pujaannya yang tak lain keponakan dari pelapor dirinya ke Polsek Panakukang.

"Dia sering nginap bersama keponakan saya di sebuah tempat kos (indekos) dan buat warga takut menegur karena ia mengaku anggota intel dari Mabes Polri," ucap Ramlah, warga Jalan Perdamaian, Kecamatan Panakukang, Makassar, selaku pelapor yang sekaligus bibi dari gadis pujaan Ardiansyah, kepada Liputan6.com, Jumat 29 Juli 2016.

Usai dilaporkan, aparat Polsek Panakukang lalu berkoordinasi dengan Intel Brimob Polda Sulsel menuju ke pondokan, tempat Ardiansyah menginap bersama keponakan Ramlah. Alhasil, Ardiansyah digerebek kemudian diinterogasi. Ia tak dapat memperlihatkan identitas sebagai anggota intel polisi.

"Dia akhirnya mengaku lagi sebagai anggota LSM dari pusat bernama LSM Aliansi Indonesia yang diutus untuk membongkar jaringan narkoba di Makassar," ujar Kanit Reskrim Polsek Panakukang AKP Muh Warpa.

Saat diinterogasi secara mendalam, Ardiansyah mengatakan terpaksa mengaku sebagai sebagai anggota Intel Mabes Polri berpangkat perwira Iptu agar bisa mendapat cinta keponakannya Ramlah.

"Motif pemuda itu mengaku perwira Polri untuk mendekati gadis pujaan. Namun belakangan rupanya ia masih merupakan mahasiswa dan tergabung di dalam salah satu LSM," Warpa menjelaskan.

Dari tangan polisi gadungan tersebut, beberapa lencana, kartu anggota LSM berikut kartu pers dan borgol turut diamankan. "Pelaku dilakukan pembinaan akibat perbuatannya," ucap AKP Muh Warpa. ***