BREBES - Sejak lulus pendidikan Sekolah Polisi Negara Banjar Baru, Kalimantan Selatan, pada tahun 1980, Aiptu Agus Dwi Santoso langsung ditempatkan di Polres Brebes, Jawa Tengah. Dia bertugas di Unit Dikyasa Satuan Lalu Lintas Polres Brebes. Sejak itu, dia tinggal sendirian di asrama polisi. Sampai saat ini, Aiptu Agus belum menikah dan tinggal seorang diri. Mbah Agus --begitu ia biasa disapa karena memang usianya sudah menginjak di angka 57 tahun-- sering mengatur lalulintas dan menyeberangkan anak-anak sekolah di jalan raya.

Saban harI, hanya sepeda ontel butut yang menemaninya. Meski hidup serba kekurangan dan banyak masyarakat yang merasa iba, Mbah Agus berhasil menyekolahkan seorang anak asuh, bernama Fitri, hingga lulus kuliah. Kini putri asuh itu sudah menikah dengan anggota kepolisian.

"Saya merasa berhutang budi kepada almarhum orangtua Fitri yang sangat baik," ucap Mbah Agus, menjelaskan mengapa dia mengambil Fitri sebagai anak angkat.

Kebaikannya membantu mengatur lalulintas dan menyeberangkan anak-anak sekolah membuat para guru merasa empati dan mengumpulkan dana sebagai uang terrima kasih untuk Mbah Agus. Namun ketika dana tersebut hendak diberikan, Mbah Agus menolak secara halus.

"Ini sudah menjadi tanggung jawab sebagai seorang polisi untuk melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat, serta sebagai wujud pengabdian terhadap masyarakat, pendidikan, bangsa dan Negara. Ditambah lagi Mbah Agus sangat menyayangi anak-anak," katanya.

Sebentar lagi, Mbah Agus akan pensiun. Dengan mulianya, Mbah Agus ingin tetap mengabdi dengan menjadi tukang bersih-bersih. "Hidup saya hanya untuk mengabdi dan beribadah," tegas Mbah Agus.***