SURABAYA - Baru lahir 46 hari, Zahir Putra Adela sudah mengembuskan nafas terakhir, Selasa kemarin. Ironisnya, si kecil meninggal lantaran tersedak pisang yang disuapkan oleh ibunya sendiri, Siti Nur Fadillah. Saat dikunjungi di rumah duka, Jalan Keputih Tegal Timur Baru II No 67 kemarin petang, kesedihan masih dirasakan pihak keluarga.

Sang suami, Adek Suliyono mengakui, sebelum meninggal, anaknya sedang disuapi pisang oleh ibunya. Kemarin, sekitar pukul 09.00, Zahir dipangku Siti di dalam rumahnya. Siti lantas menyuapi Zahir dengan pisang.

Pisang itu digerus dengan menggunakan tangan sampai benar-benar halus. Lalu, pelan-pelan dimasukkan ke mulut Zahir. "Memang sebelum ini juga sering disuapi pisang," jelas Adek, terbata-bata.

Selama disuapi ibunya, Zahir terus terdiam. Tidak ada tangisan sama sekali. Menurut Adek, anaknya itu memang menunjukkan tanda-tanda tidak seperti biasanya. Sejak Senin malam, Zahir sama sekali tidak menangis ataupun tertawa. Suhu tubuhnya juga normal.

Nah, lantaran terdiam, Siti terus menyuapi anaknya tersebut. Tidak ada yang bisa mengingat sampai berapa kali Zahir disuapi. Hingga akhirnya, mendadak Zahir tersedak. Wajahnya memerah seperti sulit bernapas.

Melihat kondisi anaknya, Siti langsung memanggil suaminya. Tindakan cepat pun diambil oleh Adek. Dia melarikan Zahir ke Puskesmas Keputih.

Sayang, usaha itu tidak mampu menyelamatkan nyawa anaknya. Adek akhirnya membawa pulang buah hatinya itu dalam kondisi meninggal.

Zahir dimakamkan di kompleks makam Keputih sekitar pukul 13.00 WIB. Meski sudah dimakamkan, Adek maupun Siti masih tidak percaya bahwa mereka tidak bisa lagi melihat tawa Zahir. Siti kemarin masih tampak sangat terpukul.

Adek terlihat lebih tenang. Namun, dia terpaksa menunda rencana kepergiannya ke luar pulau. "Sebenarnya saya itu sudah pamit ke dia (Zahir, red) kalau mau ke Kupang. Dia diam nggak ketawa. Mungkin sudah firasat," tutur pria 25 tahun itu

Mengapa Siti memberikan pisang kepada anaknya yang masih bayi? Menurut Adek, hal itu sudah lumrah dan menjadi tradisi turun-temurun. Keluarga besarnya memiliki keyakinan bahwa anak yang sudah selapanan (berusia 35 hari) bisa mencerna pisang yang digerus halus.

Sementara itu, kepolisian sudah mendengar informasi meninggalnya Zahir. Polisi memastikan bahwa hal tersebut murni musibah. "Mereka tidak melapor kepada kami," tegas Kanitreskrim Polsek Sukolilo AKP Simun. ***