JAKARTA – Kenaikan harga daging yang signifikan pekan belakangan tak lepas dari permainan mafia pangan.Wakil Ketua MPR RI, Oesman Sapta menyebut setidaknya ada lima kartel besar yang bermain curang.

“Lima kartel besar sedikit-dikitnya dan itu sudah tahu kita, tidak mau buka kalau buka nanti kabur. Biarkan aparat keamanan, aparat penertiban. aparat yang menertipkan dia, tugas kita kan bukan menertibkan bukan tugas kita,” kata sosok yang akrab disapa Oso ini di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (8/6/2016).

Lebih lanjut Oso menyinggung instruksi Presiden Joko Widodo yang berani mematok harga daging Rp 80 ribu. Menurut Oso, itu bentuk kekesalan Jokowi karena pembantunya memberi masukan yang keliru.

“Menterinya memberikan input yang bisa merusak presidennya sendiri, ya menteri ini nggak bener, ngerti nggak lantas kalau izin dikeluarkan kepada pengusaha,” terangnya.

“Harusnya BUMN yang impor dikasih kepada seorang ibu yang memang pedagang daging, yang lahir dari kandang sapi seorang wanita lho,” ucapnya lagi.

Oso mengemukakan, untuk menggolkan niat busuknya itu sebuah perusahaan nasional bahkan sudah menjanjikan kepada sang menteri untuk diberikan LC dari sebuah bank.

“Dan sudah dijanjikan kalau dapat izin diberikan LC oleh sebuah bank, itu banknya bilang apa ini, nggak bisa ini, nggak bisa karena apa? Karena bank ini juga terlibat dengan kartel. Lantas begitu pergi berangkat ke Australia sampai di sana, tidak bisa mendapatkan barang karena barangnya sudah di-block oleh PT Berdikari,” beber Oso.

Fakta ini yang dinilai Oso justru merusak sistem sehingga tugas yang diberikan presiden sulit berjalan.

“Kenapa? karena kartel ini dilindungi oleh kelompok-kelompok yang tidak benar,” pungkasnya.***