ANKARA – Turki lagi-lagi diguncang serangan bom. Kali ini, ledakan terjadi di sebuah pos polisi di Provinsi Van yang berbatasan dengan Iran. Pelaku kembali menggunakan bom mobil dalam serangan tersebut sebagaimana dikonfirmasi Perdana Menteri Binali Yildirim. Serangan bom diduga ditujukan kepada pos polisi Iki Nisan di Distrik Ipekyolu, Van. Menurut keterangan saksi mata, sempat terjadi baku tembak usai ledakan bom. Ambulans dan layanan langsung dikerahkan ke lokasi untuk melakukan evakuasi korban luka-luka.

Seperti dimuat Russia Today, Kamis (18/8/2016), Otoritas Van menyebut tiga orang tewas dan 40 lainnya luka-luka dalam serangan bom tersebut.

Berdasarkan penyelidikan awal, dua petugas polisi dan 38 orang warga sipil menjadi korban luka-luka dalam insiden tersebut. Seluruh korban luka sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, media-media setempat langsung menudingkan jari ke arah Partai Pekerja Kurdistan (PKK). Sebab, militan kelompok yang dianggap sebagai teroris itu sering menjadikan polisi dan militer sebagai target serangan bom.

Perseteruan antara Pemerintah Turki dengan PKK mulai memanas sejak perjanjian gencatan senjata antara keduanya dibatalkan pada Juli 2015.

Perjanjian gencatan senjata itu diberlakukan untuk mengakhiri perang pada dekade 1980 antara PKK yang menjadi corong suku Kurdi dengan Ankara. Sejak itu, militer Turki melakukan tindakan tegas dengan memberantas militan PKK di wilayah yang didominasi suku Kurdi, yakni di Provinsi Diyarbakir.

Aksi tegas tersebut dibalas oleh PKK dengan melakukan serangkaian serangan bom terhadap konvoi polisi mau pun militer di sejumlah kota.