NEW DELHI - Setiap daerah atau bahkan negara, budaya umat Islam dalam melaksanakan sebuah rutinitas keagaaan berbeda-beda. Dalam melaksanakan shalat Jum'at di New Delhi, India, misalnya. Pelaksanaannya agak unik dibadingkan daerah lain, seperti di Indonesia.

Prof Tjandra Yoga Aditama membagikan pengalamannya tentang budaya umat Islam di India. Salah satu yang menarik perhatiannya adalah pelaksanaan shalat Jum'at di New Delhi.

Mantan Kepala Badan Penelitian dan Pengambangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan itu mengatakan, setidaknya ada empat hal menarik dari shalat Jum'at di New Delhi. Pertama, jamaah yang hendak mengambil air wudhu akan duduk di batu kecil di depan keran air, bukan di bangku.

Kedua, lanjut Tjandra, pada bagian akhir khutbah Jum'at jamaah akan langsung sigap berdiri, untuk bersiap-siap melaksanakan shalat berjamaah. Jamaah pun menunggu sejenak khatib yang masih berdiri di atas mimbar, dan hendak menyelesaikan kalimat terakhir dari khutbah yang disampaikan.

Ketiga, seluruh jamaah di dalam masjid secara bersama-sama dan dalam detik yang sama, melihat ke kiri dan kanan untuk memberi salam di akhir shalat. Ini mengingatkannya akan budaya serupa dan pernah ia temui saat berada di Turki, dengan jamaah shalat yang memberi salam ke kiri dan kanan secara bersamaan.

Terakhir, budaya unik sempat ia temui saat shalat Jum'at di dekat rumah daerah Nizamuddin, dengan tiga masjid yang ada karena memang daerah Muslim. Uniknya, masjid pertama memulai shalat pukul 13.30, masjid kedua pukul 13.00 dan masjid ketiga baru memulai shalat pada 14.30.

Meski begitu, pria yang kini menjabat sebagai Senior Adviser di WHO South East Asia Regional ini bersyukur karena di kantor WHO di India disediakan ruang ibadah. Selain itu, ia bersyukur karena masih bisa mendengar suara adzan dari tempat ia tinggal di Nizamuddin.

''Ada beberapa masjid dekat rumah saya dan suara adzan dapat terdengar walaupun lamat-lamat,'' ungkap Porf Tjandra, seperti pesan tertulis yang diterima republika, Ahad (19/6/2016). ***