TEL AVIV - Pemerintah Israel telah menyetujui tambahan anggaran sebanyak USD220 juta atau setara Rp2,9 triliun untuk menjadikan Yerusalem sebagai pusat bangsa Yahudi. "Kita (Pemerintah Israel) telah mengeluarkan dana sebesar Rp2,9 triliun untuk mengembangkan Yerusalem dalam hal teknologi dan perusahaan," ujar Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Kendati Israel menyebut akan segera mengembangkan Yerusalem, namun Pemerintah Palestina meyakini bahwa kebijakan ini merupakan langkah Israel untuk menjadikan Yerusalem sebagai kota bangsa Yahudi.

Kebijakan itu diumumkan dalam pertemuan kabinet khusus pada Hari Yerusalem (Yerusalem Day) yaitu hari libur nasional di Israel yang menandai penguasaan Israel atas Yerusalem Timur dalam perang enam hari pada 1967.

"Yerusalem saat ini tengah berubah. Telah terjadi perkembangan teknologi yang menarik di sini (Yerusalem),” ujar Netanyahu.

Menurut Netanyahu, dana tambahan itu akan segera diinvestasikan dalam bidang teknologi, bisnis, dan pariwisata.

Terkait rencana tersebut, mantan menteri urusan Yerusalem dari Pemerintah Palestina, Hatem Abdel Qader mengatakan, "Anggaran tambahan Israel itu hanya bertujuan untuk mendorong pendudukan dan mendukung pemukiman di Yerusalem," sebagaimana dilansir MEMO, Jumat (3/6/2016).

Program itu tidak akan memberikan manfaat bagi masyarakat Arab. Karena itu, ia meminta masyarakat Arab dan Muslim di seluruh dunia untuk menunjukkan tanggung jawab mereka terhadap Yerusalem dan bersama-sama menghadapi ancaman dari Israel.