MEDAN - Dari sebiji kopi akan melahirkan pengalaman rasa yang berbeda di tangan peraciknya. Teknologi membawa dampak besar pada perubahan tren. Hal tersebut dicetuskan pria bernama lengkap Darwin Jasmin yang akrab disapa Awi, pemilik Awi Coffee Jalan Mojopahit Medan dalam sebuah obrolan santai dengan wartawan belum lama ini. 
 
Awi yang memulai bisnis keluarganya dari rumahan di kota kecil Binjai, Sumatera Utara, kini telah menembus pasar internasional. Aneka kopi Sumatra yang telah dirostingnya kini telah diekspor ke Singapura, Hongkong, Taiwan, China hingga ke Jepang dan Amerika.
 
Ia mengisahkan bisnis roastary coffee yang dijalaninya saat ini merupakan warisan keluarganya. Kopi yang mereka jualpun ketika itu identik dengan Kopi Sidikalang.
 
Kakeknya Jio Oen Jaw telah memulai bisnis kopi tradisional ini pada tahun 1945, yang kemudian diwariskan kepada ayahnya Jio Seng Beng pada tahun 1970-an.
 
Awi sendiri merupakan generasi ketiga mengelola bisnis kopi tradisional ini. Dia melanjutkan bisnis ini di sekitar tahun 2005.
 
“Saat itu sekitar tahun 2005, saya masih berada di Singapura karena saya memang melanjutkan studi disana. Oleh orangtua saya disuruh pulang dan mengelola bisnis tersebut,” ujar Awi.
 
Awalnya, Awi berfikir kenapa di Singapura orang bisa menikmati kopi yang lezat seperti ekspreso yang menggunakan biji kopi gayo, Sidikalang dan Lintong. Sementara di Indonesia, masyarakat hanya mendapatkan sisa-sisa pengolahan biji kopi, yang sebagian besar diekspor keluar negeri.
 
Berangkat dari pemikiran itulah, Awi kemudian memiliki ide untuk melakukan perluasan bisnisnya, dengan menjadi supplier biji kopi untuk kafe-kafe.
 
“Dari kolam kecil kita harus melompat ke kolam besar, agar omset kita yang tadinya kecil bisa maksimal,” tutur pria berkacamata ini. 
 
Awi bersyukur dalam menjalani bisnis tersebut dia diberikan pendamping hidup, seorang wanita yang mendukung setiap kegiatan usahanya. Susi, demikian nama wanita itu, merupakan partner bisnis sekaligus teman hidup yang dinikahinya sejak tahun 2009 silam. Kini rumah tangga mereka telah dikaruniai 3 orang anak.
 
Mesin Probat hasilkan kopi premium
 
Semula, bisnis kopi tradisional yang dikelola Awi Coffee melalui UD Harum hanya mengandalkan mesin penggiling manual. Biji kopi yang telah disangrai itu kemudian dijual di kedai kecil di Kota Binjai yang pangsa pasarnya merupakan penduduk lokal.
 
Pria yang memiliki moto hidup “One Dollar Save is One Dollar Earn”, memiliki pemikiran, jika hanya menjalani bisnis di kota kecil itu, maka marketnya pun hanya masyarakat setempat. Dia pun berinisiatif untuk pindah ke Kota Medan. Ia memanfaatkan teknologi untuk menghasilkan roasting kopi yang lebih berkualitas dan konsisten. 
 
Pada tahun 2016, dia mendirikan PT Dua Harimau Sumatra, untuk melakukan eksport biji kopi dan roasted coffee. “Kita kini fokus mengekspor kopi Indonesia ke luar negeri. Dengan melakukan pemasaran secara online, kita ibarat merubah kolam kecil menjadi samudera,” ujar Awi.
 
Untuk mendukung bisnisnya agar lebih berkembang, pada tahun 2015 Awi membeli mesin Probat Coffee Roaster sebagai investasi. Mesin Probat adalah mesin sangrai yang memiliki kapasitas 12 kg /15 menit atau 48 kg/jam. Mesin buatan jerman ini merupakan yang terbaik di dunia yang harganya berkisar Rp600-800 juta.
 
Pada tahun 2019, Awi kembali membeli satu mesin Probat, sehingga kini dia telah memiliki 2 unit mesin Probat. Untuk mengelola bisnisnya itu, Awi yang semula hanya dibantu satu orang karyawan, kini telah mempekerjakan 15 orang karyawan. Mesin mesin ini membantu lahirkan kopi kualitas premium yang digemari pasar luar negeri. 
 
Kopi yang dijual Awi Coffee pun kini tak sebatas dari biji kopi Mandailing. Kopi premium yang dihasilkannya juga lebih bervariasi diantaranya kopi Luwak, Toraja Marinding, Flores Bawaja, King Mandheling dan King Jantan, Kopi Aceh Tengah yang merupakan best seller di tokonya.
 
Edukasi Kopi
 
Kini Awi sedang menyiapkan rumah edukasi kopi, di mana masyarakat bisa belajar banyak mengenai kopi dan dilatih menjadi seorang barista.Gedung berlantai dua bersebelahan dengan tokonya itu sedang dalam tahap pembangunan, dan diperkirakan akan selesai tahun depan.
 
“Di gedung itu nantinya akan ada edukasi, training barista, kelas Q Grader, Q Processor dan Process Class,” jelasnya.