MEDAN - Badan Metrologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) menyebutkan penyebab banjir yang melanda kota Medan hingga setinggi atap rumah warga serta menewaskan lima orang dipicu asupan air dari pantai barat dan timur Sumatera.


"Adanya asupan massa air yang cukup banyak dari pantai barat dan timur Sumatera yang ditandai dengan anomali SPL di Samudra Hindia Barat dan Selat Malaka yang cukup hangat," ujar Kepala BMKG Wilayah I Sumut Edison Kurniawan dilansir detikcom, Sabtu (5/12/2020).

Selain asupan air, BMKG menyebut banjir ini dipicu oleh gangguan cuaca. Gangguan cuaca ini mengakibatkan perubahan arah angin.

"Adanya gangguan cuaca berupa TC BUREVI di Sri Lanka dan tekanan rendah di laut Filipina sehingga mengakibatkan terjadi belokan angin dan konvergensi di pantai timur, lereng timur, dan pegunungan Sumatera Utara," ucap Edison.

Dia juga menyebut terjadi pertumbuhan awan yang signifikan. Banjir juga diduga terjadi karena adanya hujan di Pantai Timur dan Lereng Timur Sumatera Utara.

"Banjir di wilayah Medan dan sebagian Deli Serdang terjadi diakibatkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sepanjang pantai timur dan lereng timur Sumatera Utara pada sore hari hingga menjelang dini hari yang sudah terjadi selama beberapa hari," jelasnya.

Edison menyebut hujan masih berpotensi terjadi beberapa hari ke depan di wilayah Medan. Hujan diprediksi turun dengan intensitas sedang hingga lebat.

"Untuk beberapa hari ke depan wilayah Medan dan sebagian Deli Serdang dan sekitarnya diperkirakan masih berpotensi hujan. Hujan terjadi dengan intensitas ringan hingga lebat disertai angin kencang dan badai petir pada sore hingga dini hari. Jadi perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem," jelas Edison.

Sebelumnya, banjir terjadi di sejumlah wilayah Medan. Salah satu wilayah yang terkena dampak banjir adalah di Gang Merdeka, Medan Maimun. Air di wilayah ini mencapai atap rumah warga.

Selain itu, banjir terjadi di Tanjung Selamat, Medan Tuntungan. Ada lima orang yang tewas akibat banjir di wilayah itu. Tim gabungan juga masih melakukan pencarian korban yang dilaporkan hilang.

Banjir juga merendam wilayah Medan Helvetia dan jalan lintas Medan-Binjai. Kemacetan panjang terjadi dari arah Medan menuju Binjai dan sebaliknya.

Selain banjir, tanah longsor juga terjadi di ruas jalan Medan menuju Berastagi, tepatnya di Sibolangit, Deli Serdang. Ada 20 titik longsor yang menyebabkan jalan tak bisa dilalui kendaraan untuk sementara.