JAKARTA - Wakil ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, mendorong agar peran perempuan dalam merawat keberagaman bangsa lebih ditingkatkan di masa sekarang.

Lestari mengungkapkan, peran perempuan nusantara sejatinya telah tercatat dalam sejarah sejak zaman kerajaan-kerajaan tempo dulu. Di masa berikutnya, ada Kongres Perempuan 1928 yang menjadi bukti nyata sumbangsih perempuan Indonesia untuk bangsa.

Di masa sekarang, kata Lestari, peran perempuan semakin dibutuhkan, sesuai dengan berbagai tantangan dan ancaman kekinian yang dihadapi bangsa. Menjawab tantangan infiltrasi ideologi, dan ancaman intoleransi serta separatisme, adalah hal nyata yang membutuhkan peran perempuan Indonesia.

"Kuncinya adalah memberi pemahaman pada perempuan-perempuan Indonesia sejak dini dan dimulai dari rumah sebagai lingkugan terkecil," kata Lestari dalam diskusi tentang peran perempuan dalam merawat keberagaman bersama Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) di Senayan, Jakarta, Jumat (4/12/2020).

Berbagai peristiwa sejarah mengenai peran perempuan bagi bangsa Indonesia, kata Lestari, harus bisa dipahami oleh perempuan Indonesia sebagai bukti bahwa perempuan memiliki kekuatan tersendiri, yang dalam beberapa hal bisa lebih unggul dari personal laki-laki.

"Dalam cara berpikir saja, berdasarkan sains, perempuan lebih bisa multitasking dan inklusif dari laki-laki," kata politisi NasDem yang akrab disapa Rerie ini.

Dalam upaya menguatkan peran perempuan untuk merawat keberagaman di tengah tantangan dan ancaman bangsa terkini, kekuatan dan beberapa keunggulan perempuan dari laki-laki bisa menjadi modal.

Paralel dengan upaya memasifkan kesadaran perempuan atas potensi diri, tandas Rerie, yang perlu dilakukan adalah "bersama membangun sebuah kekuatan dan gerakan," seperti juga puluhan organisasi perempuan bersatu pada Desember 1928 dalam Kongres Perempuan.

Satu hal penting untuk diingat, kata Rerie, keberagaman bagi bangsa Indonesia bukanlah hal baru. Dan perempuan tempo dulu telah berhasil merawatnya.***