JAKARTA - Faham dan tindakan fanatisme, radikalisme, menjadi fenomena global yang mesti terus menerus diwaspadai. Fanatisme dan radikalisme jelas-jelas bertentangan dengan sistem demokrasi di Indonesia.

Demikian diungkapkan Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PKB, Jazilul Fawaid, Jumat (04/12/2020) di Jakarta.

"Jika faham fanatisme dan radikalisme masih tumbuh subur, berarti demokrasi di negara kita belum berjalan dengan baik," ujarnya.

Padahal menurut pria yang akrab disapa Gus Jazil itu, demokrasi merupakan alat untuk melahirkan kesejahteraan dan keadilan yang merata. "Jika tidak bisa menangkal faham tersebut, kita patut instropeksi terhadap perjalan demokrasi di Indonesia," tandasnya.

Pria asal Pulau Bawean, Gresik Jawa Timur itu menambahkan, Faham dan tindakan fanatisme serta radikalisme juga dapat merusak kemajemukan, karena akan melahirkan sikap yang merasa paling benar dan semaunya sendiri.

"Dan jelas tindakan tersebut berbahaya bagi indonesia yang majemuk agama, bahasa dan suku bangsanya," ujar Koordinator Nasional Nusantara Mengaji itu.

Untuk itu, Gus Jazil mendorong pemerintah untukt melakukan pencegahan dan penindakan sedini mungkin agar tertutup celah lahirnya pikiran dan sikap radikalisme itu.

"Selain itu, pemerintah juga harus menunjukkan sikap keteladanan, dengan menghidupkan budaya dialog, serta menghindari kebijakan dan tindakan yang dapat menciderai rasa keadilan bagi warganya," pungkas Wakil Ketua MPR RI itu.***