JAKARTA - Setelah mendapat restu dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kementerian BUMN kembali akan membentuk holding. Kali ini giliran BUMN sektor pariwisata.

Dilansir detikFinance, Sabtu (28/11/2020) Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, rencana pembentukan holding BUMN pariwisata tersebut sudah dibahas dalam rapat terbatas di Istana Kepresidenan. Jokowi pun sudah memberikan restu.

"Kami sendiri melakukan pembentukan holding yang sudah di-rataskan bersama Bapak Presiden serta para menteri juga hadir dan alhamdulillah sudah disetujui. Tentu pembentukan holding ini tidak lain untuk perbaikan iklim industri aviasi dan pariwisata. Sehingga bisa memberikan dampak optimal untuk ekonomi Indonesia," ucapnya dalam Rapat Koordinasi Nasional Percepatan Pengembangan Lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas.

Erick menambahkan, pembentukan holding BUMN adalah upaya pemerintah untuk mengurangi jumlah BUMN yang begitu banyak. Saat ini dari 142 BUMN sudah berkurang menjadi 41 BUMN.

"Kemudian dari 27 klaster BUMN sekarang tinggal 12 klaster. Semua klaster itu berdasarkan value chain, jadi tidak hanya berdasarkan bisnisnya saja," tambahnya.

Dalam holding BUMN pariwisata ini ada 7 BUMN yang menjadi anggota masing-masing Angkasa Pura (AP) I, AP II, Garuda Indonesia, ITDC, TWC, Hotel Indonesia Natour dan Sarinah.

Untuk AP 1 dan AP II bertugas menggarap manajemen bandara di masing-masing wilayah. Garuda Indonesia dan anak usahanya mengurusi pelayanan penerbangan.
Lalu ITDC bertanggung jawab mengembangkan destinasi wisata seperti Mandalika, Labuan Bajo dan lainnya, termasuk sebagai content creator untuk pariwisata.

"Kemudian untuk Hotel Indonesia membantu travel manajemennya sendiri. Tentu kita tidak menara gading. Termasuk Sarinah yang sudah teken kerjasama dengan Dufry kita ingin produk lokal kita go internasional dan juga mendukung industri UMKM," tambah Erick.

Sedangkan TWC bertanggung jawab dalam pengembangan pariwisata berbasis heritage seperti candi, atraksi kultur, produk kerajinan lokal dan lain sebagainya.

 Dilansir detik Finance, Sabtu (28/11/2020)Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, rencana pembentukan holding BUMN pariwisata tersebut sudah dibahas dalam rapat terbatas di Istana Kepresidenan Jokowi pun sudah memberikan restu.

"Kami sendiri melakukan pembentukan holding yang sudah di-rataskan bersama Bapak Presiden serta para menteri juga hadir dan alhamdulillah sudah disetujui. Tentu pembentukan holding ini tidak lain untuk perbaikan iklim industri aviasi dan pariwisata. Sehingga bisa memberikan dampak optimal untuk ekonomi Indonesia," ucapnya dalam Rapat Koordinasi Nasional Percepatan Pengembangan Lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas.

Erick menambahkan, pembentukan holding BUMN adalah upaya pemerintah untuk mengurangi jumlah BUMN yang begitu banyak. Saat ini dari 142 BUMN sudah berkurang menjadi 41 BUMN.

"Kemudian dari 27 klaster BUMN sekarang tinggal 12 klaster. Semua klaster itu berdasarkan value chain, jadi tidak hanya berdasarkan bisnisnya saja," tambahnya.

Dalam holding BUMN pariwisata ini ada 7 BUMN yang menjadi anggota masing-masing Angkasa Pura (AP) I, AP II, Garuda Indonesia, ITDC, TWC, Hotel Indonesia Natour dan Sarinah.

Untuk AP 1 dan AP II bertugas menggarap manajemen bandara di masing-masing wilayah. Garuda Indonesia dan anak usahanya mengurusi pelayanan penerbangan.

Lalu ITDC bertanggung jawab mengembangkan destinasi wisata seperti Mandalika, Labuan Bajo dan lainnya, termasuk sebagai content creator untuk pariwisata.

"Kemudian untuk Hotel Indonesia membantu travel manajemennya sendiri. Tentu kita tidak menara gading. Termasuk Sarinah yang sudah teken kerjasama dengan Dufry kita ingin produk lokal kita go internasional dan juga mendukung industri UMKM," tambah Erick.

Sedangkan TWC bertanggung jawab dalam pengembangan pariwisata berbasis heritage seperti candi, atraksi kultur, produk kerajinan lokal dan lain sebagainya.