Jakarta -  Harga minyak mentah dunia turun, setelah sukses mencetak rekor tertingginya selama 8 bulan terakhir pada perdagangan Kamis (26/11), waktu setempat.  Reli harga beberapa hari terakhir mendorong harga minyak, ditopang oleh berita positif vaksin corona yang menjanjikan untuk mengerek permintaan minyak.

Pedagang tetap berharap bahwa efektivitas yang tinggi dari beberapa produsen vaksin akan segera meningkatkan permintaan minyak yang merosot sejak Maret, sebagai akibat dari penurunan aktivitas akibat penguncian wilayah di seluruh dunia.

Mengutip Business Insider, Jumat (27/11), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari berkurang 1,44 persen menjadi US$47,91 per barel, turun dari rekor tertingginya selama 8 bulan terakhir.

Senasib, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember melemah 1,38 persen dan berakhir di level US$45,08 per barel.

Terlepas dari sinyal dari American Petroleum Institute (API) bahwa pasokan minyak mentah naik 3,8 juta barel, tetapi efek vaksin mampu melambungkan harga minyak mentah beberapa hari terakhir.

Sedangkan, EIA melaporkan bahwa persediaan minyak mentah telah ditarik turun 800 ribu barel, bukan meningkat.  Tak sepaham, perusahaan energi, Baker Hughes, pada Rabu (25/11), melaporkan tidak tampak tanda-tanda aktivitas pengeboran di Amerika Serikat berkurang.

Lebih lanjut, harga minyak minggu depan diharapkan bereaksi positif terhadap berita OPEC+ yang akan bertemu pada 30 November dan 1 Desember untuk membahas kuota produksi untuk setiap anggota ke depannya.