JAKARTA - Wakil Ketua Majelis Permusyaaratan Rakyat (MPR) Hidayat Nur Wahid mendorong agar pemerintah segera berdialog atau bermusyawarah dengan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.

Dialog antara pemerintah dengan Rizieq sebaiknya dilakukan secara hikmat dan bijaksana, manusiawi dan beradab, serta menjaga persatuan sesuai prinsip-prinsip yang ada di dalam Pancasila.

"Rizieq sendiri sudah membuka diri untuk berdialog dengan pemerintah, bahkan sejak 2017. Sekarang saatnya pemerintah untuk mengambil inisiatif karena Rizieq juga sudah berada di Indonesia, dan sudah menyatakan kesediaannya untuk berdialog," ujarnya.

HNW mengatakan, modal untuk melakukan dialog tersebut sebenarnya sudah ada sejak sebelum kedatangan. "Menkopolhukam Mahfud MD sudah memberikan sinyal baik agar terhadap kepulangan Rizieq boleh dijemput oleh pengikutnya asal tertib, dan kepada aparat agar tidak berlebihan dalam pengawalan dan tidak melakukan represi saat penyambutan Habib Rizieq oleh para pendukungnya. Itu semua akhirnya terbukti," ujarnya.

Namun, peristiwa yang sudah sangat baik itu dirusak oleh sekelompok pihak. Di antaranya adalah kasus penghinaan yang disampaikan publik figur sehingga menimbulkan kegaduhan dan mengubah image sebagian publik soal kepulangan Rizieq. Apalagi dengan adanya upaya adu domba antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan FPI dalam kasus penurunan baliho.

"Padahal pernyataan dan sikap Pangdam Jaya, awalnya positif saja dengan kedatangan Rizieq," tuturnya.

HNW berharap kondisi tidak kondusif yang sudah melebar ke berbagai daerah, itu sebaiknya segera diakhiri. Apalagi di tengah ancaman Kelompok Kekerasan Bersenjata di Papua yang semakin agresif. Juga Covid-19 yang perlu penanganan serius dan kerjasama banyak pihak. Karena itu beda pendapat antara HRS dengan pemerintah, itu sebaiknya segera diakhiri, sesuai prinsip-prinsip dalam Pancasila, dan dilaksanakan secara bijaksana oleh kedua belah pihak.

"Dalam ceramahnya, Habib Rizieq menegaskan berulang bahwa dirinya tidak memusuhi TNI, Polri atau pun Pemerintah. Melainkan memusuhi kedzaliman, dan memusuhi korupsi, hal-hal yang pasti juga dimusuhi oleh Pemerintah,” katanya.

Oleh karena itu, HNW berharap Mahfud MD yang sudah pernah mengirim sinyal positif, untuk bisa segera mengambil bola memprakarsai dialog ini. "Pak Mahfud dulu juga bertandang ke kediaman Syaikh Ali Jaber pasca terjadi penusukan. Dan itu disambut sangat positif oleh umat, maka alangkah bagusnya apabila Pak Mahfud juga segera bertemu dan berdialog dengan Habib Rizieq," ujarnya.

HNW yakin apabila pemerintah menggunakan langkah yang bijak dan manusiawi, maka Habib Rizieq akan berlapang dada untuk menerima. "Dialog bisa dilakukan dengan tradisi ketimuran, yang kondusif dan saling menghormati. Lebih cepat lebih bagus, agar eskalasinya segera bisa dihentikan," ujarnya.

Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) ini juga menilai akan lebih banyak maslahat serta ada banyak hal yang bisa dikerjasamakan antara pihak Rizieq dan Pemerintah.

"Saya yakin, Rizieq dan FPI bisa diajak untuk bekerja sama mengatasi persoalan bangsa, di antaranya adalah penanganan Covid 19, membantu kebencanaan, termasuk integrasi dan eksistensi NKRI dari makar dan teror separatis di Papua dan lain-lainnya," pungkas HNW.***