MEDAN - KPU Kota Medan menggelar debat kandidat kedua pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Medan yang mengangkat tema tentang meningkatkan pelayanan masyarakat dan menyelesaikan persoalan daerah, Sabtu (21/11/2020) malam di Grand Mercure Hotel. Usai debat kandidat, Calon Walikota Medan nomor urut 1, Ir Akhyar Nasution Msi mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT telah berhasil menyampaikan fakta fakta pembangunan yang ada.

"Alhamdulillah, tampilan kami kali ini lebih baik daripada sebelumnya. Terimakasih, suasananya pun enak dan nyaman," ucap Akhyar.

Kepada warga Medan, Akhyar menyampaikan memperhatikan data itu sangat penting sekali. "Kita berharap, pemimpin ke depan dapat membuat keputusan berdasarkan data yang ril, bukan karena katanya, bukan karena bisikan. Nanti bisa sangat fatal sekali, kalau keputusan yang dibuat berdasarkan karena katanya," jelasnya.

Disinggung mengenai sudah terwakilinya aspirasi warga dalam debat kadidat kedua ini, Akhyar mengaku, aspirasi dari masyarakat sebenarnya sangat banyak sekali daripada debat ini.

"Debat ini hanyalah sekelumit daripada aspirasi masyarakat yang sudah banyak lebih kami ketahui. Begitu juga pelayanan masyarakat yang sudah banyak dilakukan," ujarnya.
Sebut saja Dinas Perizinan Kota Medan.

Dalam pelayanan masyarakat, imbuh Akhyar, dinas ini mendapatkan kualifikasi baik, tinggal 1 angka lagi menuju sangat baik sekali. "Jadi ini prestasi prestasi yang sudah ada. Janganlah kita bergerak berdasarkan asumsi, tapi berdasarkan data dan fakta. Keterbukaan informasi di Kota Medan sangat baik sekali. Semuanya bisa diakses," tuturnya.

Disinggung pernyataan rivalnya Bobby Nasution mengenai anggaran Pemko Medan sebesar Rp30 triliun, Akhyar menepis. "Sesungguhnya hal itulah yang sangat salah membaca data. Per tahun anggaran itu tercatat semuanya dan bisa diakses masyarakat mengenai realisasi anggaran di Kota Medan. Itu adalah data dan fakta, bukan asumsi. Jadi sangat fatal sekali ada calon pemimpin kerja berdasarkan asumsi dan itu akan sangat bahaya untuk Kota Medan, sangat bahaya sekali. Ayolah kita bekerja berdasarkan data, bukan berdasarkan bisikan atau kata-kata," jelasnya.

"Ya asumsi, tadi kan jelas penjelasannya kan. 5 tahun anggaran lebih kurang 6 triliun, 30 triliun, katanya kan. Ya kita buka datanya dong, orang semua bisa diakses kok, kawan kawan juga bisa mengaksesnya. Jadi tidak ada ketertutupan informasi di sini. Jadi bekerjalah berdasarkan data, bukan karena katanya, bukan karena bisikan. Ini sangat bahaya sekali untuk Kota Medan," bebernya.

Sebelumnya, dalam debat itu, Akhyar meluruskan, bahwa realisasi APBD Pemko Medan dan bisa diakses di laman www.pemkomedan.go.id, rinciannya pada tahun anggaran 2016 yakni sebesar Rp4,3 trilun, di tahun 2017 realisasinya sebesar Rp4,4 triliun, di tahun 2018 realisasi anggarannya sebesar Rp4,25 triliun, dan tahun 2019 sebesar Rp5,05 triliun.
"Jadi masih 4 tahun anggaran. Totalnya sekitar 18 triliun rupiah.
Transparansi anggaran itu ada. Tinggal buka website Pemko Medan, semua anggaran itu ada tercantum. Jadi bapak ibu sekalian, data data yang tidak benar itu harus kita perbaiki. Kita menjadi pemimpin di Kota Medan harus mampu menyampaikan yang benar, jangan berdasarkan asumsi. Sebagai pemimpin, bekerjalah berdasarkan data," tegasnya. (*)