JAKARTA - Pandemi Covid-19 masih terus mengancam setiap orang di seluruh dunia. Dari masyarakat biasa hingga presiden tak luput dari virus tersebut. Seorang kiai bernama Ahmad Fakhruddin Fajrul Islam tak pernah menyangka akan divonis positif Covid-19. Dia merasa fisik dan psikisnya begitu lemah dan ada beban yang teramat berat.

Namun keajaiban dari Allah SWT datang kepadanya. Setelah menjalani rawat inap selama sekitar 16 hari di rumah sakit swasta di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, dia akhirnya dinyatakan sembuh total dan menjalani isolasi mandiri di rumah selama 14 hari.

Kiai Ahmad Fakhruddin mengaku hanya berserah diri dan bertumpu kepada Allah SWT dengan cara terus melantunkan Alquran selama di RS. Hingga nafasnya dapat kembali pada ritme normalnya. Simak kisah lengkapnya berikut ini.

Syok Harus Menjalani Perawatan Insentif

Kiai Ahmad Fakhruddin Fajrul Islam merupakan seorang Pengasuh Pesantren Darul Qowa'id Diwek, Jombang. Kamis (27/8/2020) malam, menjadi hari yang tak akan terlupakan bagi beliau. Sang Kiai harus dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang yang merupakan Covid Center Jombang untuk menjalani perawatan isolasi super intensif di ruang isolasi.

Kondisinya kala itu sudah berstatus medical crisis. Disertai keluhan demam tinggi, batuk berlendir keruh, lemah, dan paling parah sesak napas hebat dengan saturasi oksigen di bawah 75.

"Saya terselamatkan dengan kesigapan tim IGD RSUD Jombang yang langsung mengganti selang oksigen dengan masker oksigen yang ada kantungnya. Hanya ditemani istri yang saya salut bisa menyembunyikan kepanikan," ungkapnya pada Minggu (27/9/2020).

Merasa Terpuruk dan Stres

Alumni UIN Surabaya ini menjelaskan, peran istri sangat krusial pada saat itu. Pukul 21.00 WIB setelah dinyatakan positif, Fakhruddin dibawa ke ruang isolasi dan tidak boleh ada yang menjaga kecuali petugas.

Kala itu, Fakhruddin merasa stres hanya diantar oleh perawat berpakaian APD lengkap. Serta suasana lorong yang lengang itu, segera disterilkan. Semakin merasa terpuruk, saat melihat di dalam jendela banyak pasang mata melihat seolah dirinya pasien berbahaya.

Suasana terasa kian mencekam, saat suara satpam terdengar, "Clearance jalur awas input isolasi." Diikuti gerakan cepat orang masuk ke ruangan sekitar jalur. Serta bagian depan gerbang ruang isolasi, tepatnya di seberang ruang Kenanga, merupakan ruang jenazah.

Pikiran Mulai Kacau

Malam Jumat itu Fakhruddin menghabiskan malam di ruang isolasi dengan pikiran mulai kacau. Syok yang membelenggu, disertai rasa sakit di bagian dada. Dirinya mengaku mencoba rileks dan memejamkan mata, tapi tiba-tiba bagian dari perut ke bawah mengejang.

Buang air kecil pun tak diperbolehkan ke kamar mandi, guna mengurangi gerak. Fakhruddin hanya bisa pipis melalui pispot dari ranjang secara mandiri. Dia sampai sempat menelepon tiga kali ke ruang perawat untuk minta dimotivasi.

"Ambyar tak karuan pikiran dan hati di tengah sakit tak terperi, di dada sesak. Malam itu di ruangan sendiri dengan suhu kamar yang hangat. Di dalamnya hanya ada jam dinding, telpon, ranjang, meja dan kamar mandi," jelas Fakhruddin.

Ditemani Alquran untuk Penenang Diri

Pada hari ketujuh dan kedelapan, Fakhruddin mulai merasa badannya lebih enteng dan bertekad untuk melaksanakan salat dengan cara duduk. Selanjutnya, alumni Pesantren Madrasatul Qur'an Tebuireng ini mulai memegang mushaf untuk mengaji. Meski secara perlahan, demi mencegah batuk berlebihan.

Fakhruddin bertekad setidaknya harus khatam Alquran selama dirawat. Selain itu, amalan harian selalu dijaga dengan bertasbih.

3 Kunci Sehat Melawan Covid

Supaya hatinya lebih tenang dan menemani kesendirian, Fakhruddin 'mengobatinya' dengan suara murottal dari music box. Dilantunkan suara indah Syekh Bandar Baleela dan Syekh Al-Mathrud.

Secara spiritual, Fakhruddin kembali menemukan ritme seperti sebelum sakit, tapi kali ini terasa lebih ringan seolah tanpa beban.

"Kekuatan melawan sakit dengan memperbaiki tiga sisi yakni fisik, psikis dan spiritual pada akhirnya akan melahirkan mentalitas baru. Dengan fighting spirit yang sama, saya merasa menjadi manusia baru dengan DNA fighter," ucap Fakhruddin.

"Amalan khusus selama sakit yaitu baca surat An-Nas, Al-Falaq, Al-Ikhlas, ayat kursi yang masing-masing dibaca tujuh kali setiap jelang maghrib, setelah maghrib dan subuh," imbuhnya.

Dinyatakan Sembuh dari Covid-19

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu, berkah Allah SWT datang menghampiri. KH Fakhruddin dinyatakan sembuh pada Jumat (11/9/2020). Sebelum pulang, dia harus menjalani tes SWAB lagi.

Pengambilan sampel dengan memasukkan alat ke hidung dan tenggorokan. Diputar sambil dikocok dalam rongga terdalam hidung.

Sembari menunggu hasil tes, Fakhruddin terus membaca Alquran dari juz 16 sampai juz 24. Seketika itu keringat dingin mengucur deras dari kening. Tak terasa dia spontan menangis untuk kelima kalinya selama di ruangan isolasi.

Hingga akhirnya sekitar pukul 15.20 WIB, telepon berdering dan terdengar jelas dari ruang kontrol "Bapak Fakhruddin, bapak bisa pulang sore ini, selamat ya bapak dinyatakan sembuh total, dengan ketentuan harus isolasi lagi di rumah selama 14 hari." katanya.

Tangis Haru Tak Terbendung

Tak berhenti sampai di situ. Mendengar kabar bahagia tersebut, Fakhruddin tanpa sadar kembali menumpahkan air mata.

Peristiwa ini menjadi sebuah pelajaran berharga baru baginya. Setelah sembuh, Fakhruddin bertekad akan tetap mengajak masyarakat untuk selalu mematuhi protokol mencegah Covid-19. Karena virus ini ada dan bukan dongeng belaka.

"Mendengar kata sembuh total, saya sujud syukur di atas ranjang sambil air mata kembali berlinang. Istri sudah standby sejak siang di rumah siap jemput," ujar Fakhruddin.

Selain itu, Fakhruddin mengucapkan terima kasih kepada pemerintah, tim dokter, sahabat, keluarga, dan istri yang selalu ada saat sakit. Serta mengingatkan seluruh pihak, untuk tidak menghakimi pasien Covid-19.***