JAKARTA - Tim survey lintas kementerian/Lembaga (Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Badan Intelijen Negara (BIN), serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menjajaki kerjasama program Tech4All-Smart Forest Guardian bersama Huawei dan Rainforest Connection.

Smart Forest Guardian adalah teknologi Artificial Intelligence (AI)/kecerdesan buatan untuk melindungi hutan dari pembalakan dan perburuan liar, serta upaya konservasi alam, hasil kolaborasi Huawei dengan Lembaga Nirlaba (NGO) Rainforest Connection.

Rencananya, dalam kerjasama pemerintah dengan swasta dan NGO itu, Smart Forest Guardian akan digunakan di Taman Nasional Bali Barat. Sebelumnya, Rainforest Connection telah menggunakan teknologi ini di hutan hujan tropis Kosta Rica, Filipina dan beberapa negara lain.

"Kami sangat percaya bahwa teknologi yang baik dapat membawa manfaat yang lebih besar bagi dunia. Keterlibatan ini menjadi bagian awal dari perjalanan bersama untuk lingkungan yang makin lestari," kata CEO Huawei Indonesia, Jacky Chen, dikutip dari Antara, Senin (26/10/2020).

Bagi Huawei, kontribusi dalam inisiatif global untuk inklusi digital TECH4ALL merupakan bagian dari tanggung jawab sosial Huawei.

Sejauh ini, KLHK telah memanfaatkan teknologi untuk pengawasan satwa, dengan menggunakan Camera Trap dan GPS Collar untuk memantau gajah Sumatera, menurut Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, Wiratno.

"Dengan kerjasama ini, teknologi AI (artificial intelligence) dimanfaatkan untuk mendeteksi suara yang berada di hutan. Deteksi suara ini juga dapat memperkaya sistem yang sudah dimanfaatkan KLHK untuk memantau satwa di Indonesia," kata Wiratno.***