MEDAN- Calon Walikota Medan nomor urut 1, Akhyar Nasution menjawab permasalahan banjir di kawasan Jalan Bahagia, Kelurahan Titi Rantai, Medan Baru.

Jawaban itu disampaikan Akhyar saat menghadiri silaturahmi bersama warga yang bermukim di daerah aliran Sungai Babura, Senin (26/10/2020) sore.

"Di sini, tahun lalu bersama Pemerintah Kota (Pemko) Medan, kami sudah melakukan pengorekan sehingga aliran air Babura ini sudah lancar. Sudah jauh berkuranglah saat ini. Kalaupun masih banjir tapi masalahnya bukan di sini, tapi daerah lain itu pun karena alat beratnya yang susah masuk. Nah ini tandanya Pemko Medan sudah peduli," sebut Akhyar.

Akhyar tak memungkiri jika banjir masih menjadi persoalan. Tapi, dirinya tetap berusaha untuk tetap mencari solusi penanganannya. "Ya masih ada persolan. Ini kan alirannya ke Sungai Deli, tapi Sungai Deli masih naik jadi susah masuk air ke sana. Tapi yakninlah Pemko Medan tetap peduli. Makanya Bapak/Ibu, ajak semua masyarakat, suami, isteri, anak agar pilih Akhyar-Salman," ajaknya.

Tokoh masyarakat Titi Rantai, Andik Gayung pun mengapresiasi kinerja Akhyar selama menjabat sebelumnya. "Bak gayung bersambut kedatangan pak Akhyar merupakan keinginan kami dan besar harapan pak Akhyar bisa menang," tuturnya.

Secara moral dirinya mengaku bertanggung jawab ke masyarakat. "Kalau nantinya Akhyar sesuai harapan kita bisa membawa Medan ke lebih bagus, saya mohon jangan lupakan kami. Kalaulah ada yang asli anak Medan kenapa tak kita pilih," sebutnya.

Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan Demokrat Medan Baru, Ananda Abdinesia Sitepu menerangkan alasan kenapa memilih pasangan Akhyar-Salman. "Kenapa pilih Akhyar, pertama Akhyar ini tokoh yang berpengalaman dan sudah berkali kali terjun dunia politik, pernah jadi anggota DPRD Kota Medan dan Staff Ahli DPRD Sumut, bahkan pernah jadi wakil walikota dan Plt Walikota Medan. Ini adalah jabatan yang penting, tempat Ibu mengadu jika ada masalah yang dihadapi," terangnya.

Selain itu bilang Ananda, Akhyar adalah sosok yang bijak, jujur dan berpengalaman. Insinyur yang paham betul dengan infrastruktur.

"Diibaratkan buah, bapak/ibu gak mau kan punya pemimpin yang belum matang dan masih kelat. Jadi pilih yang berpengalaman ya," ajaknya.

Ananda pun menganggap, jika selama ini masyarakat terkesan tak percaya lagi dengan pemimpinnya. "Itu karena kita selama ini memilih bukan karena isi kepalanya, tapi isi dompetnya. Kita dibeli bu, tapi ke depan nasib kita akan dirampas bu. Saya mengajak ibu sekalian kita patahkan pikiran ini. Marilah dewasa pilihlah pemimpin yang punya pengalaman dan terutama yang sayang sama rakyatnya," ujarnya mengakhiri. (*)