PARIS - Dua Muslimah (wanita Muslim) diserang dua perempuan saat berjalan-jalan di Menara Eiffel, Paris, Prancis pada pekan lalu.

Selain menusuk dengan pisau, dua wanita penyerang itu juga merenggut dan mengoyak-ngoyak jilbab kedua Muslimah tersebut.

Dikutip dari detikcom, polisi telah menangkap kedua wanita penyerang dua Muslimah itu. Dua tersangka dinyatakan melakukan penyerangan saat mabuk.

Penyerangan itu diduga berawal dari permintaan wanita berhijab agar anjing yang dibawa oleh penyerang diikat. Sebab, keluarga korban merasa ketakutan.

Namun, dua perempuan yang menyerang itu justru langsung mengambil pisau. Mereka juga melakukan penghinaan rasis, termasuk melontarkan kata-kata 'Arab kotor' dan 'rumahmu bukan di sini'.

Salah satu wanita yang diserang itu mengatakan dua perempuan itu menyerang ke arah kepala, lengan, dan tulang rusuknya.

Dua korban serangan diidentifikasi sebagai wanita Prancis berlatar belakang Aljazair yang bernama Kenza (49) dan Amel, yang usianya beberapa tahun lebih muda.

Sementara itu, perempuan yang ditahan digambarkan sebagai wanita kulit putih dengan 'penampilan Eropa'. Kini mereka menghadapi tuduhan 'percobaan pembunuhan'.

''Kami pergi jalan-jalan. Di Menara Eiffel ada taman kecil yang agak gelap, kami melakukan sedikit tur di dalamnya. Saat kami berjalan, ada dua anjing yang mendatangi kami,'' kata Kenza kepada surat kabar Liberation dan dikutip Daily Mail.

''Anak-anak ketakutan. Sepupu saya, yang berhijab, meminta kepada kedua wanita itu apakah bisa mengikat anjing tersebut karena anak-anak takut,'' dia menambahkan.

''Setelah mereka menolak, 'salah satu dari keduanya mengeluarkan pisau, dia menyayat tengkorak saya, di punggung di tulang rusuk dan ada pukulan ketiga di lengan,''kata Kenza lagi.

''Mereka kemudian menyerang sepupuku,'' dia menambahkan.

Tersangka utama ditahan, sedangkan temannya sudah dibebaskan dengan jaminan, kata sumber penyelidikan tersebut. Pengacara korban, Arie Alimi, meminta para pelaku didakwa lebih berat karena melakukan percobaan pembunuhan terkait ras atau agama.

Akan tetapi, kedua pelaku membantah melakukan penghinaan rasial. Pengacara mereka, Bernard Solitude, memperingatkan untuk tidak "membesar-besarkan cerita ini di luar proporsinya" atas peristiwa di Menara Eiffel tersebut.

Insiden itu menimbulkan kehebohan di media sosial, dan beberapa orang menuduh Perancis diam pada serangan-serangan antimuslim.

Ini menjadi aksi rasial setelah pembunuhan mengerikan terhadap guru berusia 47 tahun, Samuel Paty, Jumat lalu.***