MEDAN - Calon Walikota Medan nomor urut 1, Ir Akhyar Nasution menegaskan totalitasnya untuk mengabdikan diri di kota kelahirannya. Makanya dia sangat berkeinginan untuk maju di Pilkada Medan 2020.

"Kota Medan adalah kota kelahiran saya, tempat saya tinggal, tempat saya sekolah, lahir, hidup, semua keluarga saya juga di Medan. Bahkan saya bercita-cita mati nanti di Kota Medan. Jadi saya totalitas ingin mengabdi di kota ini," ujar Akhyar saat live di Mata Najwa, Rabu (30/9/2020) malam.

Menurut Akhyar, dia mengenali betul seluruh wilayah kota ini, seluruh pelosok, seluk beluk kota ini, karena semenjak lahir, besar dan tinggal juga di Kota Medan. "Jadi rasa cinta saya kepada Kota Medan ini yang mendorong saya untuk maju. Saya sudah mengetahui problematika kota ini, dinamika kota ini, saya tinggal meneruskannya saja. Sudah ada rencana rencana kami yang akan kami lakukan, tinggal implementasinya saja," jelasnya.

Di sisi lain, Najwa menanyakan kepada Bobby Nasution yang menjadi rival Akhyar di Pilkada Medan tentang apa yang bisa ditawarkan Bobby dibandingkan dengan calon yang ada yaitu Akhyar Nasution.

"Yang kita inginkan, semua masyarakat Kota Medan menginginkan pertama sekali adalah bagaimana roda Pemerintahan Kota Medan itu transparan, bersih, sehingga semua bisa memantau bagaimana berjalannya roda pemerintahan di Kota Medan, karena setiap hari saya turun ke masyarakat, saya menanyakan ke masyarakat apakah mendapatkan informasi tentang anggaran yang dimiliki Kota Medan yang dikelola oleh Wali Kota dan Wakil Wali Kotanya dalam satu tahun. Saya tanyakan itu, hampir semua Mbak, 98% itu tidak tahu mengenai anggaran Kota Medan. Di situlah makanya saya memberikan informasi sedikit kepada masyarakat bagaimana harusnya keterbukaan tentang hal itu ke masyarakat Kota Medan," terangnya.

Selanjutnya, Najwa pun menanyakan kepada Akhyar bagaiamana Pemerintahan Kota Medan yang selama ini dijalankannya.

"Semua sistem pembayaran di Kota Medan melalui transfer bank, semua informasi terbuka. Semua akses bisa digunakan, baik melalui medsos saya, melalui japri saya, semuanya bisa. Jadi tidak ada yang tertutup di Kota Medan ini dan semua sudah melalui online system. Jadi tidak ada yang tertutup, semuanya terbuka. Hanya masyarakat yang mau mengakses itu (atau tidak). Sama juga dengan APBN ini, kalau ditanya dengan logika tadi, saya yakin 98% tidak tahu juga berapa APBN kita," singgungnya.

Di sisi lain, Najwa juga menanyakan soal bagaimana calon menghadapi situasi pandemi saat ini. Dimana mereka tidak bisa melakukan sosialisasi secara maksimal pada rakyat. Pilkada di pandemi protokol kesehatan yang tentunya sekarang menjadi kalimat yang terus dipakai dalam setiap kegiatan, tetapi kampanye hari pertama dua calon di Medan dua-duanya melakukan pelanggaran protokol kesehatan.

Hal ini dibenarkan Bawaslu Fritz Edward Siregar. Menurut dia, hari pertama kampanye kedua paslon di Kota Medan melalukan pelanggaran. Di mana ada pertemuan yang melebihi daripada 50 orang sebagai batas terkait dengan rapat terbatas sebagaimana yang telah diperintahkan oleh PKPU 13 2020 dan mereka masih menunggu konfirmasi dari teman-teman Bawaslu.

Menjawab ini, Akhyar membantah. Dan sampai saat ini dia belum mendapat surat teguran akan pelanggaran yang dilakukannya.

"Pelanggaran apa? Saya saja baru tahu teguran ini dari Mbak Nana. Selama ini tidak ada teguran," terang Akhyar sembari menyampaikan dirinya turut bertanggung jawab melaksanakan Pilkada sesuai protokol kesehatan, tapi ada regulator dan kesalahan ini jangan ditimpakan kepada paslon. (*)