JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR RI, Junaidi Auly menyebut, pemerintah tidak memiliki sense of crisis di tengah memburuknya daya beli masyarakat akibat Pandemi Covid-19.

Penilaian tersebut, menurut Junaidi, lantaran realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang sangat lambat dan terhambat birokrasi.

Kepada Wartawan Parlemen, Kamis (1/10/2020), Junaidi memaparkan bahwa kondisi daya beli masyarakat sangat buruk saat ini. Hal itu, kata dia, “dapat dilihat dari penurunan daya beli, dimana Pada triwulan II-2020, konsumsi rumah tangga tumbuh negatif hingga 5,5 persen,”.

Data BPS pada Agustus 2020 mencatat pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan II/2020 mengalami pertumbuhan negatif 5,5 persen padahal pada kuartal I/2020 masih berada di titik 2,83 persen. Lesunya konsumsi rumah tangga terlihat pada sektor makan, minuman yang minus 0,71 persen. Selain itu ada sektor pakaian, alas kaki dan jasa perawatannya yang mengalami minus 5,13 persen, transportasi dan komunikasi minus 15,33 persen, restoran dan hotel minus 16,53 persen.

Junaidi menambahkan, penurunan daya beli sejalan dengan lonjakan tingkat pengangguran sepanjang covid-19. Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan, jumlah tenaga kerja yang terimbas corona hingga 3,5 juta. Situasi seperti ini semakin sulit karena covid yang menyebabkan sektor formal dan informal terpengaruh.***