JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengajak generasi muda agar selalu belajar. Dengan belajar mereka mampu beradaptasi menghadapi berbagai perubahan yang terjadi di masa depan. "Jangan berhenti menjadi seorang pembelajar, karena seorang pembelajar akan selalu bisa mendapat jawaban atas masalah-masalah yang dihadapinya," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangannya, Selasa (29/9/2020).

Hal itu ia katakan saat menjadi narasumber secara virtual dalam diskusi bertema Disrupsi dan Pandemi: Tantangan Bagi Kaum Muda di depan para anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Bandung, di Hotel Papandayan, Bandung, Jawa Barat.

Menurut Lestari, Bangsa Indonesia sudah memiliki modal untuk beradaptasi dengan kondisi banyak terjadi perubahan di berbagai sektor. Karena menurutnya, bangsa Indonesia memiliki empat konsensus kebangsaan seperti Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika.

Nilai-nilai yang terkandung dalam empat konsensus kebangsaan seperti solidaritas, gotong royong, kedermawanan dan persatuan bangsa, dianggap mampu menjadi jawaban atas berbagai perubahan yang terjadi.

Untuk bisa direalisasikan dalam bentuk tindakan untuk mewujudkan cita-cita bangsa, menurutnya harus ada niat dari setiap anak bangsa untuk mewujudkannya.

"Kita harus mengubah setiap narasi kebangsaan itu menjadi perintah bagi setiap diri kita untuk mewujudkan tujuan bersama kita yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil dan makmur," ujar Rerie.

Menurut Rerie, tugas generasi muda dan setiap anak bangsa saat ini adalah memperpendek jarak antara nilai-nilai yang disepakati para pendiri bangsa dengan realita. Caranya lewat berbagai tindakan, gerakan dan karya yang nyata.

Sementara itu di kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan RI Periode 2016-2019, Enggartiasto Lukita mengatakan untuk menjawab berbagai dampak dari perubahan yang terjadi saat ini, plurarisme atau keberagaman menjadi sebuah kekuatan.

Untuk itu Enggar mengajak generasi muda jangan hanya bisa mencari kekurangan atau sisi negatif pada pihak lain.

"Lebih dari itu kita juga harus bisa mencari berbagai peluang atas kekurangan yang terjadi. Berbagai peluang harus bisa kita ciptakan dan wujudkan bersama-sama untuk mengisi kekurangan yang ada," tegas aktivis pengurus GMKI Jawa Barat itu.

Di sisi lain, Direktur Digital Bisnis PT Telkom Indonesia, Muhammad Fajrin Rasyid berpendapat untuk menghadapi era perubahan dibutuhkan sumber daya manusia yang mengedepankan fleksibilitas dalam mindset dan behavior.

Pada 20 tahun mendatang, sangat dibutuhkan SDM yang mampu beradaptasi di era digital. Pada 2030 misalnya dibutuhkan 9 juta tenaga IT. Generasi muda saat ini harus segera mempersiapkan diri agar mampu beradaptasi untuk menjawab kebutuhan tersebut.

"Perubahan yang cepat membutuhkan perubahan mindset kita agar bisa cepat beradaptasi," jelas Fajrin.

Sebagai informasi, diskusi yang dimoderatori Luthfi Assyaukanie, Ph.D. (Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI) itu juga menghadirkan Willy Aditya (Wakil Ketua Badan Legislatif DPR RI Periode 2019-2024 /Ketua Font Mahasiswa Nasional -2003), Muhammad Farhan (Anggota Komisi 1 DPR RI Periode 2019 - 2024), dan Mirdal Akib (CEO Media Group) sebagai narasumber.***