MEDAN - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan melakukan pertemuan tertutup dengan kedua pasangan calon Walikota Medan dan Wakil Walikota Medan, Akhyar Nasution - Salman Alfarisi bersama rivalnya Bobby Nasution - Aulia Rachman, Selasa (22/9/2020) pagi. Pasangan Akhyar dan Salman datang lebih awal yakni sekitar pukul 09.15. Kehadiran kedua pasangan ini dengan kendaraan masing masing, disambut Ketua MUI Medan, Prof HM Hatta dan KH Zulfikar Hajar LC.

Meski dijadwalkan berbarengan, namun hingga pukul 10.05, pasangan Bobby - Aulia belum juga hadir dalam pertemuan tersebut, hingga akhirnya AKhyar Nasution meninggalkan lokasi pertemuan untuk melakukan rapat dengan DPRD Kota Medan.

Sebelum meninggalkan kantor MUI Medan, Akhyar menyampaikan, dalam pertemuan ini mereka mendapatkan masukan dari para ulama yang tergabung dalam MUI Medan bagaimana kepemimpinan yang islami.

"Semua nasehat, tausyiah, menjadi bekal bagi kami untuk menjalankan amanah ke depan yang InsyaAllah akan kami jalankan dan tetap berpedoman sebagaimana kami tadi dikasih hadiah Miracle Reference Alquran, ini akan menjadi pegangan kami dalam melaksanakan amanah nantinya," ungkap Akhyar.

Akhyar juga meminta dukungan dari para ulama agar amanah itu bisa tetap dijalankan sesuai tuntutan dalam islam.

"Kami mohon dukungan dari para ulama ulama di Kota Medan agar kami dalam menjalankan kepemimpinan nanti tetap dalam ridho Allah SWT," ujarnya.

Sementara itu, Ketua MUI Medan, Prof HM Hatta menerangkan, dalam silaturahmi ini mereka berharap akan muncul kesepemahaman antara 2 paslon dalam melihat pilkada. Supaya pilkada ini dapat dipahami sebagai bahagian silturahmi merajut kasih sayang antar sesama dalam mewujudkan memilih pemimpin.

"Memilih pemimpin yang baik itu menurut kami telah diatur dalam Alquran dan hadits rasul. setiap pemimpin itu adalah orang yang akan dimintai pertanggungjawaban. Inilah yang kita minta dalam silaturahim ini dan juga dalam bentuk tausyiah," terangnya.

Salah satu yang ingin mereka sampaikan, lanjut Hatta, yakni ingin merubah paradigma. Kalau selama ini, kata Hatta, pemilu, pilkada dan pemilihan lainnya, dianggap sebuah perlawanan politik, sehingga masing masing pihak melihat orang itu sebagai lawan, bahkan ada pula yang mengatakan ini perang.

"Kita ingin merubah paradigma itu dengan pardigma fastabiqul khairat yaitu arena untuk berlomba lomba dalam mewujudkan kebaikan, kebaikan yang kita harapkan itu dapat memajukan menjadi kota metropolitan yang menerapkan rahmatan lil 'alamin di setiap gerak warga. Rahmatan lil alamin ini bukan hanya untuk orng yang seiman dengan kita, tapi ketika seluruh warga ini hidup dengan nyaman, tenang, sejahtera, itulah sebetulnya tujuan rahmatan lil a'lamin untuk siapa saja. Kita berharap, siapapun nanti yang jadi pemimpin mampu membawa misi rahmatan lil 'alamin," harapnya.

Maka dari itu, kepada dua bapaslon, Hatta mengimbau, agar masing masing calon dapat melaksanakan seluruh tahapan dengan benar, dengan tidak melakukan negatif campaign, black campaign, dan money politic.

"Jangan melaksanakan hal itu, laksanakanlah dengan baik, sehingga demikian masyarakat yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, negeri yang sejahtera, bahagia mendapat limpahan rahmat dan kasih sayang tuhan itu akan menyertai kita. Itulah yang kita harapkan di tengah situasi kita yang kurang menguntungkan ini," tuturnya.

Di sisi lain, Hatta juga meminta seluruh warga Kota Medan agar memiliki rasa tanggung jawab dalma memilih pemimpin. Dengan demikian, semua harus ikut berpartisipasi dan jangan ada yang golput.