MEDAN-Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) memaparkan bahwa kontribusi mitra Gojek pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)1 Kota Medan di tahun 2019 mencapai Rp 7 triliun atau menggerakkan 3,1% PDRB kota Medan.

Jika dihitung menggunakan metode nilai tambah ke perekonomian Medan, Gojek berkontribusi Rp 2,5 triliun di tahun 2019. Hasil riset tersebut merupakan bagian dari riset yang bertajuk Peran Ekosistem Digital Gojek di Ekonomi Indonesia Sebelum dan Saat Pandemi Covid-19.

Riset tersebut juga menemukan bahwa omzet UMKM yang bergabung dalam GoFood di tahun 2019 meningkat 36%, omzet social sellers GoSend meningkat 3%, dan omzet UMKM GoPay meningkat 7% sejak bergabung dengan Gojek.

Sedangkan, 78% UMKM GoFood juga mengalami peningkatan volume transaksi dan 98% dari mereka mendapatkan pelanggan baru.

Wakil Kepala Lembaga Demografi FEB UI, Dr. Paksi C.K Walandouw memaparkan, riset ini menunjukkan bahwa ekonomi digital, seperti Gojek, di masa normal sebelum pandemi mempunyai potensi besar untuk membantu menggerakkan ekonomi daerah, seperti Medan, melalui peningkatan omzet UMKM GoFood, UMKM GoPay, dan social sellers GoSend.

"Di masa pemulihan ekonomi saat pandemi, peran ekonomi digital akan semakin penting untuk menjadi mitra pertumbuhan para UMKM. Gojek juga mempercepat digitalisasi UMKM dan inklusi keuangan, seperti ditunjukkan oleh data bahwa GoFood, juga mengantarkan UMKM untuk pertama kalinya mempunyai bisnis digital (95%) dan menggunakan pembayaran non-tunai (90%). Sedangkan, sejak bergabung dengan Gojek, 42% mitra GoRide dan 43% GoCar rutin menabung," terangnya, Senin (21/9/2020).

Tidak hanya berdampak terhadap UMKM di dalam ekosistem Gojek, UMKM di luar ekosistem Gojek, seperti penyedia bahan baku di pasar dan bengkel kendaraan juga mendapatkan manfaat dari kehadiran Gojek di kota Medan, dengan mengalami peningkatan omzet sebesar 30%.

Paksi menambahkan, keberadaan Gojek di Medan juga menimbulkan efek domino di sektor lainnya. Dampak multiplier, atau kontribusi tidak langsung keberadaan Gojek pada PDRB Medan di tahun 2019, mencapai Rp 943 miliar. Ini dihitung dari pendapatan UMKM di luar ekosistem Gojek 3 (seperti bengkel yang digunakan mitra pengemudi, atau pedagang pasar yang menjual bahan baku ke mitra GoFood) setelah Gojek beroperasi di Medan.

Selain meneliti dampak Ekosistem Gojek terhadap perekonomian di kota Medan di tahun 2019, riset ini juga menunjukkan bahwa 93% mitra driver GoRide dan GoCar di Kota Medan menerima setidaknya satu jenis bantuan sosial dari Gojek selama masa pandemi COVID-19. Mayoritas dari mitra driver yang menerima bantuan (80%) mengapresiasi bantuan dari Gojek.

Sementara itu, Peneliti LD FEB UI, Dr. Alfindra Primaldhi memaparkan, walau 51,9% mitra driver merasa khawatir dengan adanya Covid-19, lebih dari sepertiga mitra driver 37,4% menunjukkan bahwa mereka tetap peduli dengan memberikan bantuan sosial kepada keluarga, masyarakat yang membutuhkan, lembaga keagamaan, dan kepada sesama mitra Gojek.

Selain itu, mayoritas mitra driver tetap optimis bahwa dengan meneruskan kemitraan dengan Gojek penghasilan mereka akan kembali seperti sebelum pandemi (67%), dan mereka akan tetap bisa memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya (71%). Hubungan yang baik dengan Gojek juga tercermin dengan 86% mitra driver yang menyatakan akan seterusnya melanjutkan kemitraan dengan Gojek.

Di tingkat nasional, di tahun riset 2019 menunjukkan sebelum pandemi, mitra Gojek dari lima layanan (GoFood, GoPay, GoSend, GoCar dan GoRide) berkontribusi sebesar Rp 104,6 triliun pada ekonomi Indonesia di 2019. Bila menggunakan metode perhitungan pendapatan domestik bruto (PDB), nilai produksi di ekosistem digital Gojek selama tahun 2019 setara dengan 1% PDB nasional Indonesia.

Riset LD FEB UI ini dilakukan di beberapa wilayah Indonesia dengan menggunakan metode kuantitatif melalui wawancara tatap muka untuk melihat kontribusi Gojek di tahun 2019 (Kota Medan, N = 652).

Sedangkan untuk riset di masa pandemi COVID-19 dilakukan melalui survei online di wilayah yang sama pada bulan Mei-Juli 2020 (Kota Medan, N = 3452). Penentuan responden penelitian dilakukan dengan pencuplikan acak sederhana (simple random sampling) dari mitra aktif dalam database Gojek.

Sampel penelitian ini mewakili populasi mitra pengemudi GoCar dan GoRide; mitra UMKM GoFood dan GoPay; mitra UMKM social seller pengguna GoSend. Untuk UMKM lain di luar ekosistem Gojek (bengkel, pedagang pasar) di wilayah penelitian, dilakukan dengan metode purposif sampling. Riset ini merupakan salah satu riset dengan skala dan cakupan terbesar pada industri ekonomi digital Indonesia pada saat pandemi.*